Jakarta, Gatra.com - Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Haris Yahya mengungkapkan bahwa, Indonesia berada di urutan kedua setelah Amerika Serikat yang memiliki potensi sumber daya panas bumi yang ditafsir mencapai 23.965,5 MW atau sekitar 24 Giga Watt (GW).
Haris mengatakan, saat ini kapasitas yang telah terpasang sebesar 2.365 MW. Dan pada 2030 mendatang ditargetkan akan bertambah sebanyak 3.500 MW.
“Mudah-mudahan 3.500 mega itu bisa kita tambahkan dari kapasitas sekarang, jadi sekitar lima ribuan mega, Indonesia bisa mencatatkan diri sebagai negara pengguna panas bumi terbesar di seluruh dunia,” kata Haris dalam diskusi INDEF pada Rabu (5/4).
Haris juga mengatakan bahwa, selain mempunyai potensi yang besar, panas bumi dapat dioperasikan sampai 95% dari kapasitas terpasang dengan waktu operasi mencapai 30 tahun. Hal tersebut membuat panas bumi menjadi salah satu sumber terbarukan yang diharapkan mampu mendongkrak realisasi bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 mendatang.
Selain pemanfaatannya yang tidak bergantung kepada bahan bakar, panas bumi juga bersifat ramah lingkungan serta berperan penting dalam kontribusi pengembangan infrastruktur daerah dan perekonomian di wilayah sekitar.
Adapun potensi panas bumi tersebar pada kawasan ring of fire meliputi daerah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku.
Untuk diketahui, saat ini konsumsi listrik pada 2022 mencapai 1,173 kWh. Pada 2023 ini konsumsi listrik ditargetkan mencapai 1,336 kWh. Kemudian, dari sisi pemanfaatan EBT pada 2022 naik 18% dari 181 MBOE pada 2021 menjadi 214 pada 2022.