Moscow, Gatra.com - Mata uang yuan China telah mengambil alih posisi yang dipegang oleh dolar AS sebagai mata uang yang paling banyak diperdagangkan di Rusia. Untuk pertamakalinya Yuang melampaui dolar dalam volume perdagangan bulanan pada Februari 2023.
Tren keunggulan Yuan semakin mencolok pada Maret, seperti dilaporkan Bloomberg berdasarkan laporan transaksi harian dari Bursa Moskow. Sebelum invasi, volume perdagangan Yuan di pasar Rusia hampir tidak ada.
Sanksi Barat terhadap Moskow paska perang Russia-Ukraina mendorong negara itu beralih ke Yuan. Pada bulan Agustus tahun lalu, Rusia menjadi pasar ketiga terbesar untuk transaksi yuan di luar daratan China.
Iskander Lutsko, seorang ahli strategi di ITI London, mengatakan bahwa ada lebih sedikit dolar di pasar karena pendapatan Rusia menurun akibat penurunan harga minyak dan penurunan ekspor, menurut laporan tersebut. Dia menambahkan bahwa "impor komoditas dari Rusia ke China naik 29%, meskipun ekspor dari China stagnan."
Rusia telah memperkuat hubungannya dengan China sejak invasi di Ukraina tahun lalu yang memicu ketegangan dengan Barat. Presiden China, Xi Jinping, melakukan kunjungan pertamanya ke luar negeri ke Moskow setelah terpilih kembali, demikian laporan tersebut.
Selain di Cina, mata uang Yuan atau Renminbi (RMB) juga digunakan di beberapa negara lainnya, terutama di Asia. Beberapa negara yang menggunakan Yuan antara lain Pakistan, Mongolia, Korea Utara, dan Kamboja. Selain itu, beberapa bank sentral di Asia Tenggara dan Timur Tengah, seperti Thailand, Malaysia, dan Uni Emirat Arab juga memasukkan Yuan dalam cadangan devisa mereka. Namun, penggunaan Yuan masih terbatas dibandingkan dengan mata uang lainnya seperti dolar AS atau euro.