Jakarta, Gatra.com- Masuk tahun ketiga, Atome, layanan belanja sekarang bayar nanti (pay later) memperluas penetrasi bisnisnya hingga menjangkau lebih banyak sektor seperti otomotif, olahraga, home appliance, dan juga sektor lainnya.
Pada akhir tahun 2022, anak usaha Advance Intelligence Group ini setidaknya mencatat ada 700 merchant yang telah bergabung dalam ekosistem perusahaan. Serta lebih dari 10.000 toko offline yang bekerja sama juga tersebar di seluruh Indonesia.
"Pertumbuhan lebih 10.000 merchant, dimana sejak diluncurkan kuartal dua 2020 lalu, hingga tahun 2022 ini pertumbuhan transaksinya naik 420 kali. Masyarakat masih bisa lebih meningkatkan belanja," kata General Manager Atome, Rizki Fadhilla dalam buka puasa bersama media di Jakarta, Selasa (4/4).
Baca juga: Tokopedia Dukung UMKM Miliki NIB dan Berbagai Manfaatnya
Akuisisi merchant Atome berkembang cukup masif melihat sektor pay later di Indonesia yangberdasarkan laporan Business Wire diprediksi akan terus tumbuh stabil dengan pertumbuhan tahunan sebesar 44,4 persen dari tahun 2022 - 2028.
Sebagai informasi, Atome adalah layanan belanja sekarang bayar nanti yang memungkinkan pengguna untuk bertransaksi secara daring dan luring. Dimana skema pilihan pembayaran bagi para penggunanya dengan tenor mulai dari 30 hari hingga 12 bulan.
“Potensi pasar yang sangat besar membuat kami termotivasi untuk terus memperluas penetrasi bisnis, terutama menjangkau lebih banyak sektor di Indonesia. Hingga kuartal 1 - 2023, kami mencatat penambahan sekitar 135 merchant baru bergabung dengan lebih dari 600 outlet bekerja sama dengan layanan pay later dari Atome," katanya.
Baca juga: E-Commerce Masih Menjadi Pilihan Belanja Kebutuhan Ramadan 2023
Peningkatan angka ini datang dari merchant baru di sektor otomotif, olahraga dan home appliance.Tidak hanya itu, Rizki juga melihat bahwa sektor pay later saat ini semakin diminati oleh masyarakat lantaran banyak dari mereka menuntut pengalaman belanja yang lebih terintegrasi dengan tingkat kenyamanan dan personalisasi yang lebih tinggi.
Pertumbuhan bisnis ini sendiri tidak terlepas darikondisi dan gaya hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif. Hal ini seperti yang pernah disebutkan dalam
data riset dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) di tahun 2022.
"Kami merujuk pada data riset CELIOS di tahun lalu yang menyebutkan jika konsumsi rumah tangga di Indonesia masih besar atau mencapai 57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), oleh karena itumetode pay later masih akan menarik perhatian masyarakat Indonesia. Disinilah Atome hadir menjawab kebutuhan masyarakat dari semua sektor," ujar Rizki.
Baca juga: Izin Usaha UMKM Makin Mudah, Legalitas Menjadi Hal Penting
Lebih lanjut, Rizki menambahkan bahwa penetrasi bisnis Atome juga didukung oleh besarnya minatpara merchant yang bergabung dalam ekosistem Atome. Data terbaru dari Deloitte menunjukkan bahwa peritel atau merchant mulai banyak menggandeng sejumlah pemain pay later dikarenakan mereka telah merasakan sejumlah manfaat seperti peningkatan bisnis dan kemudahan transaksi belanja bagi konsumennya.
“Sebagai penyedia layanan pay later, Atome tidak hanya ingin menjangkau lebih banyak pengguna dan merchant, namun juga memastikan bahwa masyarakat dapat menikmati sejumlah kemudahan terutama dalam mengatur keuangan saat transaksi belanja menggunakan Atome. Ini juga menjadi langkah kami dalam memperluas dan meningkatkan angka literasi keuangan di seluruh lapisan masyarakat,” tutup Rizki.