Riyadh, Gatra.com - Sektor perhotelan di Arab Saudi mengalami peningkatan yang signifikan, dengan tingkat hunian kamar di Makkah mencapai 80 persen selama bulan suci Ramadan tahun ini. Ini merupakan level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Arabnews, Senin ( 3/4) melaporkan, menurut ketua Komite Haji dan Umrah Kamar Makkah, Abdullah Al-Qadi, hal ini mengakibatkan tarif kamar juga naik ke level rekor tertinggi karena permintaan yang banyak, terutama selama 10 hari terakhir musim ini.
Al-Qadi mencatat bahwa tarif hotel, khususnya di Makkah, ditentukan oleh faktor-faktor tertentu, termasuk penawaran dan permintaan, khususnya lokasi yang berdekatan dengan Masjidil Haram, dengan pemandangan kamar, dan fasilitas lebih.
Ia juga menambahkan tarif untuk hotel mirip dengan harga tiket pesawat, terutama yang berada di wilayah tengah, di mana harga naik secara bertahap seiring dengan mendekatnya akhir ramadan.
Al-Qadi mengungkapkan Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan investor di Makkah secara transparansi dan mengalami pemulihan di sektor perhotelan pascapandemi COVID-19.
Menurut survei yang dilakukan surat kabar Saudi Al-Eqtisadiah tentang harga kamar hotel di distrik pusat Makkah selama sepuluh tahun terakhir, tarifnya melonjak antara SR3.000 (US$800) atau sekitar Rp 12 juta hingga SR9.000 atau sekitar Rp 36 juta per kamar per hari.
Survei mencatat bahwa harga kamar hotel meningkat setelah pandemi, dan harga itu menyentuh antara angka SR45.000 dan SR90.000, dan lebih mahal di lokasi dekat masjidil haram kisaran antara SR35.000 dan SR55.000. Kenaikan harga terjadi akibat meningkatnya belanja operasional.
Musim Ramadhn tahun ini juga mencatatkan jumlah pengunjung yang besar, terutama setelah dibukanya visa mandiri dan fasilitas yang ditawarkan oleh Kerajaan Saudi kepada jemaah haji dari luar negeri.
Menurut Menteri Pariwisata Ahmed Al-Khateeb, Arab Saudi yang memprakarsai 10 kebijakan baru pada bulan Desember, dengan memperluas sektor pariwisata dan melindungi wisatawan.
“Itu menggambarkan undang-undang baru sebagai langkah yang menjanjikan menuju masa depan pariwisata yang sejahtera,” katanya dalam sebuah tweet.
Menurut laporan Saudi Press Agency, sektor hotel, restoran, transportasi, makanan, dan komersial di Saudi telah diuntungkan akibat lonjakan jemaah umrah. Selain itu bisnis pakaian siap pakai, hadiah, dan air Zamzam juga menduduki angka tertinggi daftar barang yang paling banyak dicari kalangan jemaah.
Al-Khateeb juga mengumumkan pada November tahun lalu bahwa Kerajaan menawarkan peluang investasi senilai US$6 triliun di sektor perjalanan dan pariwisata hingga tahun 2030.