Jakarta, Gatra.com - Jonathan Latumahina menjelaskan kondisi terkini dari anaknya David Ozora setelah hadir dan memberikan kesaksian di persidangan kasus terdakwa anak AG. Hari Senin (3/4) ini sudah hari ke-43 David dirawat di ICU.
David tengah menjalani dua terapi. Pertama adalah terapi kesadaran kualitatif yang terkait kognitif, bagaimana otak bekerja, dan sebagainya. Terapi kedua adalah kesehatan kesadaran kuantitatif atau motorik. Seperti yang diketahui sebelumnya, David divonis dokter mengalami diffuse axonal injury stage 2.
"Penyebabnya adalah trauma keras yang menyebabkan otaknya berputar dan saraf-sarafnya putus semua," kata Ayah David, Jonathan Latumahina di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (3/4).
Baca juga: Songong! Ini Kata-kata Mario pada Saksi N saat Dihentikan Aniaya David
Jonathan menjelaskan, secara medis, David terhitung koma selama 8 hari, yaitu sejak 20-27 Februari 2023. Menururtnya, untuk menyatakan koma, rumah sakit menggunakan skala yang bernama glasgow coma scale.
"Orang sadar itu skalanya 15. David ketika masuk itu 3," jelas Jonathan setelah memberi kesaksian di persidangan.
Anggota Tim Cyber Pengurus Pusat (PP) GP Ansor itu menyampaikan, glasgow coma scale punya tiga parameter yakni respon penglihatan, respon pendengaran, dan respon gerak. Untuk David, skor 3 dalam artian masing-masing satu.
"Arti lebih gampangnya lagi adalah seperti orang meninggal, tapi masih bernafas," tutur Jonathan menceritakan kondisi David di awal perawatan.
Jonathan mengatakan hal ini karena di awal, David disenter matanya, tapi tidak ada respon sama sekali. Pada hari ke-8, David sudah membuka mata, tapi masih belum sadar. Tim dokter dari Rumah Sakit Mayapada juga disebut telah melakukan banyak tindakan dan operasi. Termasuk, membuat trakeostomi.
"Lubang di trakea di tenggorokan supaya bypass oksigen masuk ke paru-parunya. Karena, Diffuse Axonal Injury ini bisa pulih ketika oksigen bisa sampai ke otak," ujar ayah David.
Kondisi David disebutkan mengalami kemajuan, tapi baru yang kuantitatif. Saat ini, ia sudah bisa buang air secara otomatis, seperti orang kebelet. David pun sudah bisa menelan dan minum.
"Tapi, kesadaran kualitatifnya belum," ucap ayah David lagi.
Baca juga: Kuasa Hukum AG: Keluarga sudah Minta Maaf Langsung dan Doakan David
Jonathan menambahkan, setiap postingannya di media sosial merupakan respon-respon awal David. Setiap kali David tersenyum dan menangis adalah harapan-harapan kesadaran kualitatifnya pulih.
"Butuh 6 bulan sampai 1 tahun. Jadi, memang benar, dia memang tidak bisa sekolah lagi, untuk sampai batas waktu yang belum kita tahu," imbuh Jonathan.
Meskipun mengaku agak kecewa dengan vonis dokter yang menyatakan David tidak bisa kembali seperti semula, Jonathan tetap berharap yang terbaik. Ia pun meminta masyarakat untuk terus mendoakan dan berterima kasih atas dukungan yang selama ini disampaikan.