Jakarta, Gatra.com - Dalam beberapa pekan ke depan, masyarakat Indonesia akan segera dihadapkan dengan fenomena 'mudik' atau pulang kampung jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah atau Lebaran 2023. Pada waktu itu, masyarakat di berbagai daerah di Indonesia akan melakukan perjalanan untuk kembali ke kampung halaman.
Jelang fenomena 'mudik' itu, Edukator Kesehatan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Tan Shot Yen memperingatkan, agar para pemudik yang akan mengemudi untuk berhati-hati dengan kebiasaan minum kopi. Menurutnya, kebiasaan minum kopi terlalu banyak justru dapat memicu kurangnya fokus.
Tan mengatakan, minum kopi secara berlebihan dapat membuat seseorang merasa lebih cepat haus. Pasalnya, sama seperti teh, kopi juga memiliki sifat diuretik yang membuat frekuensi buang air kecil seseorang menjadi lebih cepat.
"Jadi, alih-alih Anda menjadi alert, menjadi waspada dan menjadi nyaman, akibat minum kopi berlebih, dengan kata berlebihan, itu juga bisa membuat Anda menjadi 'jiggling'. Jadi, artinya, Anda menjadi tidak fokus, karena kopi itu stimulan," kata dr Tan Shot Yen dalam acara media briefing virtual, pada Jumat (31/3).
Dengan sifat stimulannya itu, kata Tan, seseorang yang mengonsumsi lebih dari dua cangkir kopi biasanya akan cenderung menjadi lebih gelisah. Dengan kata lain, konsumsi kopi secara berlebihan justru dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak awas.
Oleh karena itu, dibanding minum kopi, Tan pun menyarankan agar pengemudi yang merasa mengantuk saat menyetir untuk melipir ke sisi jalan untuk beristirahat sejenak, sebelum akhirnya kembali bangun dan mencuci wajah. Menurut Tan, dengan demikian seseorang dapat menjadi lebih segar dibanding minum kopi.
"Tidur barangkali setengah jam, antara 15 menit sampai setengah jam, Anda tidur. Lalu kemudian Anda raup, cuci muka. Ya, jadi Anda bawa spesial, jerigen air buat meraup, gitu ya. Wah, itu segar banget ketimbang Anda malah maksain nyetir tapi minum kopi," urai Tan, dalam kesempatan itu.
Di samping itu, Tan juga menyarankan untuk mengemudi secara bergantian. Dengan kata lain, harus ada lebih dari satu orang pengemudi untuk berkendara saat perjalanan pulang ke kampung halaman, sehingga pengemudi lain dapat mengambil alih kemudi, apabila pengemudi pertama merasa mengantuk.