Jakarta, Gatra.com - Prahara Piala Dunia U-20 di Indonesia berakhir dengan dicabutnya Indonesia sebagai tuan rumah dalam perhelatan akbar terbesar kedua oleh FIFA ini. Keputusan ini tentu berdampak pada elektabilitas parpol dan tokoh yang menolak Tim Israel untuk datang ke Indonesia.
Hal itu disampaikan pengamat politik dari Indikator Politik Indonesia, Bawono Kuncoro. Ia menyebut bahwa penolakan keras tersebut dilakukan oleh PDIP karena dua gubernurnya yang kebetulan daerahnya dipilih sebagai host venue stadion penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
Menurutnya, sikap PDIP ini cukup mengherankan karena sepak terjang mereka dalam menanggapi isu Palestina-Israel sejauh ini belum ada, tidak seperti partai politik Islam yang sudah lebih dahulu membahasnya. Sebagai partai yang identik dengan partai sekuler, PDIP seringkali tidak memilih keberpihakan terhadap isu-isu agama, kepentingan umat muslim, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tindakan penolakan oleh PDIP dianggap hanya sebagai ajang untuk mendulang suara dalam pemilu yang akan datang.
"Pertama, sikap PDIP ini sebenarnya mengherankan, menurut saya mengherankan karena persoalan seputar isu Palestina-Israel kan nggak cuma kali ini aja. Apakah kita pernah mendengar suara dari PDIP atau minimal elite PDIP menyuarakan keprihatinan-keprihatinannya? Nggak pernah, kan," kata Bawono.
"Nah, tiba-tiba 320 hari menjelang pemilu, PDIP yang selama ini nggak pernah terdengar namanya soal isu Palestina. Mereka menjadikan sikap Soekarno (di masa lalu) sebagai pembenaran, justifikasi. Karena itu, patut dicurigai bahwa sikap PDIP ini punya pamrih politik demi kepentingan 14 Februari 2024, yaitu PDIP ingin menghapus citranya yang kurang baik di mata masyarakat atau pemilih muslim Indonesia, minimal PDIP mencari simpati," imbuhnya.
Baca juga: Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Pengamat: Penolak Bisa Di-Class Action
Lebih lanjut, Bawono menjelaskan bahwa tidak bisa dipungkiri penolakan FIFA tadi malam disebabkan oleh penolakan I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo. Hal ini juga yang membuat drawing tim di Bali akhir Maret besok terpaksa dibatalkan. Padahal, drawing tersebut harus dihadiri oleh perwakilan negara yang ikut, termasuk Timnas Israel.
Melihat reaksi masyarakat melalui media sosial, kemungkinan besar akan teejadi perubahan dalam memilih calon peserta di pemilu 2024 nanti. Kegagalan Piala Dunia U-20 dapat menyebabkan reaksi simpati dari masyarakat, khususnya paea pencinta bola dan generasi muda, terhadap Timnas U-20 Indonesia. Hal ini akan menyebabkan stigma negatif terhadap PDIP, Ganjar Pranowo, dan beberapa partai penentang Timnas Israel ke Indonesia.
"Ini akan menghadirkan dampak elektoral negatif, paling tidak dalam jangka pendek, dalam beberapa bulan ke depan, terhadap PDIP dan juga Ganjar Pranowo. Karena PDIP peserta pemilu 2024, kemudian Ganjar adalah orang yang sering disebut-sebut sebagai calon presiden yang akan maju di 2024. Penolakan Ganjar ke Israel itu, ditafsirkan oleh pemilih muda kita, terutama pencinta bola kecewa dan sangat sedih atas keputusan-keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah. Salah satu penyebabnya adalah Ganjar Pranowo, PDIP terutama," ujar Banowo.
"Kalau elite-elite partai lain memang menolaknya juga, tapi yang paling lantang adalah PDIP, terutama ada surat dari I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo yang kebetulan mereka adalah kepala daerah di dua provinsi yang menjadi host untuk stadion penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Jadi, sangat related itu," jelasnya lagi.
Banowo menilai bahwa para politisi yang menolak kedatangan Timnas Israel tidak akan bertanggung jawab. Mereka akan berkilah dan mengganggap keputusan FIFA mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 karena belum siapnya Indonesia dalam perhelatan ini.
"Dan ini bisa menjadi game changer ya, bagi situasi pemilihan presiden mendatang. Kalau misalnya fatalitas dari dampak negatif ini terhadap pemerosotan elektabilitas PDIP dan Ganjar bisa dimitigasi, ini kan jadi game changer ya. Akan ada perubahan peta kekuatan politik. Entah itu misalnya PDIP tidak lagi sebagai elektabilitas tertinggi, entah itu Ganjar akan menjadi calon presiden yang mulai merosot elekrabilitasnya, dan sebagainya," pungkasnya.
Baca juga: Buntut Putusan FIFA Ancam Nasib Puluhan Ribu Pemain Sepak Bola Indonesia
Sebelumnya, sejak Juni 2022 lalu, Tim Israel U-20 memastikan diri tampil di Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Mereka berhasil meraih posisi runner-up di Grup B Piala Eropa U-19 2022 yang memastikan kelolosannya sebagai salah satu peserta.
Namun, penolakan kedatangan Timnas Israel terus disuarakan oleh sejumlah pihak menjelang drawing Piala Dunia U-20. Gubernur Bali, I Wayan Koster; Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; beberapa partai politik seperti PDIP, PKS, hingga PAN, termasuk pula organisasi Islam di Indonesia seperti Alumni 212, hingga MUI akhirnya membuat Indonesia dianggap tidak tepat sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.