Home Ekonomi Tangguh Hadapi Krisis Ekonomi, OJK Dorong Masyarakat Lebih Mengenal Keuangan Syariah

Tangguh Hadapi Krisis Ekonomi, OJK Dorong Masyarakat Lebih Mengenal Keuangan Syariah

Jakarta, Gatra.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong masyarakat agar lebih mengenal keuangan syariah dan menjadikannya sebagai alternatif dalam ekosistem keuangan.

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara mengatakan keuangan syariah menjadi salah satu sektor yang tangguh dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Adapun OJK mencatat, sepanjang 2022 keuangan syariah telah tumbuh 15% (year on year) dari tahun 2021. Bahkan, Mirza menyebut total aset keuangan syariah pada akhir November 2022 lalu mencapai Rp2.312 triliun.

"Hal tersebut menunjukkan sektor keuangan syariah menjadi sektor yang menjanjikan bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia," ujar Mirza dalam webinar OJK, Kamis (30/3).

Di sisi lain, Mirza menjelaskan bahwa keutungan keungan syariah juga menawarkan sistem keuangan yang halal, bebas riba dan memiliki nilai sosial. Mirza meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap layanan keuangan syariah di Indonesia.

Pasalnya, setiap produk layanan keuangan syariah, kata Mirza diawasi oleh OJK dan Dewan Pengawas Syariah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pengawasan tersebut untuk memastikan skema produk layananan keuangan sesuai dengan fatwa Dewas Syariah yang berlaku.

"Keuangan syariah juga berfungsi sebagai penggerak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui fasilitas pembiayaan tanpa bunga serta penyaluran dana sosial seperti zakat, infaq, sodakoh dan wakaf," sebut Mirza.

Kendati memiliki banyak manfaat secara finansial dan sosial, Mirza menyebutk sektor keuangan syariah masih harus menghadapi tantangan. Terutama ihwal indeks literasi ekonomi dan keuangan syariah yang cenderung masih rendah.

Padahal, Mirza menyebut indeks literasi menjadi kunci utama untuk menjaga keberlanjutan bisnis keuangan syariah. Adapun berdasarkan survei nasional literasi dan inkluasi keuangan pada 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan syariah RI hanya sebesar 9,1%. Sementara berdasarkan survei Bank Indonesia, indeks literasi ekonomi syariah tahun 2022 baru sebesar 23,3%.

"Walaupun meningkat setiap tahunnya, indeks literasi tersebut masih jauh di bawah indeks literasi keuangan nasional yang sudah mencapai 49%," ucapnya.

Karena itu, Mirza mengaku pihaknya telah merumuskan bauran kebijakan di dalam pelbagai roadmap dan masterplan sektor keuangan syariah. Mulai dari perbankan syariah, pasar modal syariah, hingga bank pembiayaan rakyat syariah.

"Sektor jasa keuangan syariah menjadi salah satu sasaran prioritas inklusi keuangan OJK pada 2023 ini," imbuh Mirza.

147