Batam, Gatra.com - Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia Kepri, Suryono mengaku sering mendengar pengumuman infaq masjid di Batam, Kepri dalam bentuk pecahan mata uang asing seperti Dolar atau Ringgit. Hal itu, sebenarnya lumrah bagi daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Namun, temuannya itu, tidak sejalan dengan program pemerintah dalam menciptakan rasa cinta yang berdaulat terhadap mata uang rupiah. Dirinya menyatakan tidak melarang atau membatasi WN Asing untuk berinfaq atau sedekah di Wilayah Kepulauan Riau.
"Rupiah kita ini berdaulat di NKRI, kami imbau kepada pengurus masjid agar mengonversi ke rupiah infaq mata uang asing yang diterima. Jadi saat diumumkan ke jamaah, infaq masjid disebutkan satuan angka dalam bentuk rupiah," pintanya, Selasa (28/3).
Ia menyebutkan, dalam perjalanan program safari Ramadhan BI Kepri ke 100 masjid yang tersebar di Kepri, dirinya kerap mendengar pengumuman saldo infak yang diterima masjid dalam bentuk mata uang asing tanpa dikonversikan menjadi jumlah rupiah terlebih dahulu.
"Selalu saya dengar pengumuman penerimaan infaq, misalnya Rp2 juta, ditambah 100 dolar Singapura atau Brunei ditambah 50 ringgit Malaysia. Nah ini harus kita sikapi dengan bijak. Untuk itu saya minta jajaran kami untuk terus mensosialisasikan cinta rupiah yang berdaulat di negeri sendiri," katanya.
Sebagai wilayah perbatasan negara, Suryono mengakui, peredaran mata uang asing sudah menjadi suatu hal yang biasa. Namun demikian, pihaknya meminta kepada masyarakat Kepri agar lebih mencintai rupiah.
"Mensiasatinya kami menyarankan pengurus masjid hanya menyebutkan kursnya tidak menyebut mata uang asing. Karena wilayah kita merupakan wilayah Republik Indonesia yang memiliki rupiah sebagai alat tukar yang sah dan berdaulat," ujarnya.
Suryono menegaskan, saat ini permintaan kepada masjid dan musala terkait hal ini masih bersifat imbauan. Ke depan, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dewan Masjid dan Majlis Ulama Indonesia (MUI), untuk terus sosialisasikan cinta rupiah yang berdaulat.
"Kita akan terus mengedukasi masyarakat untuk terus meningkatkan rasa cinta rupiah, jaga rupiah dan menyatakan rupiah yang berdaulat di NKRI," tuturnya.