Jakarta, Gatra.com - Lembaga non-profit The Institute for Energy Economics and Financial Analysis menilai aplikasi MyPertamina yang dimiliki PT Pertamina (Persero) terlalu rumit sehingga butuh penyederhanaan.
Energy Technologies Research Lead IEEFA, Putra Adhiguna mengatakan penyederhanaan yang ia maksud adalah memfokuskan di mana saja daerah yang wajib menggunakan aplikasi MyPertamina untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
"Yang dikhawatirkan ketika bergulirnya teknologi baru seperti aplikasi ini, terjadi tendangan balik dari publik. Kalo terkait tendangan publik di satu, dua, tiga, empat tempat kemudian pemerintah bisa mundur begitu saja, sampai bisa dibatalkan (tutup MyPertamina)," kata Putra dalam acara Diskusi Publik INDEF "Masa Depan Subsidi BBM: Urgensi Penguatan Regulasi dan Pemanfaatan Teknologi" pada Senin (27/3/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Putra menyebutkan bahwa teknologi bukan menjadi kunci yang utama untuk pengendalian BBM bersubsidi. Ia menilai hal utama yang harus ditingkatkan adalah komitmen pemerintah dalam menanggulangi pengendalian BBM bersubsidi agar tepat sasaran.
"Ketika harga minyak sudah turun misalnya kemudian harga BBM bersubsidi sudah berubah, biasanya prioritas kita sudah mulai bergeser," tambah Putra.
Disisi lain, Putra juga menilai aplikasi atau digitalisasi yang dilakukan Pertamina tersebut memang memiliki dampak yang baik dalam pengendalian BBM bersubsidi. Bukan hanya memberikan batasan tegas, namun juga dapat mendorong sebagian masyarakat untuk menggeser pola konsumsi atau pindah ke jenis BBM lainnya.
Putra berharap, apalagi atau digitalisasi yang dilakukan Pertamina dapat berjalan secara konsisten.
"Hari ini kita sibuk ngomongin MyPertamina begitu ditentang balik MyPertamina gagal total, bubar. Seperti RFID mungkin, walaupun alasannya mungkin berbeda, walaupun Pertamina menanti terdapat dorongan balik, dia bisa berjalan tapi lebih halus. Sehingga pelan-pelan nanti kita bisa memiliki sebuah sistem yang bisa digunakan bersama-sama," tandasnya.
Untuk diketahui, uji coba pembelian BBM jenis solar subsidi dengan MyPertamina sudah dilakukan sejak 26 Desember 2022. Uji coba akan kembali diperluas pada 28 Maret 2023 ke 94 daerah di Indonesia. Sehingga total daerah yang menerapkan uji coba MyPertamina akan mencapai 515 daerah.