Dubai, Gatra.com - Arab Saudi mengutuk pembakaran Alquran dan bendera Turki pada Jumat oleh ekstremis Islamofobia di Denmark.
Arabnews Ahad, (26/3) melaporkan, kerajaan Saudi bergabung dengan Yordania, Kuwait, dan Qatar berbicara menentang tindakan para ekstremis, dengan mengatakan tindakan tersebut memicu kebencian terhadap umat Islam – terutama selama Ramadan.
Kelompok anti-Muslim sayap kanan Patrioterne Gar Live menyiarkan cuplikan di Facebook para pendukung yang membawa spanduk dengan pesan Islamofobia, saat mereka membakar salinan Alquran dan bendera Turki di depan Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen.
Kementerian Luar Negeri Turki mengecam insiden itu sebagai "kejahatan rasial" dan menambahkan bahwa mereka tidak akan pernah menerima "tindakan keji yang diizinkan dengan kedok kebebasan berekspresi," sebagaimana dilaporkan surat kabar Turki, Daily Sabah.
Baca Juga: Pembakaran Alquran Picu Kerusuhan Hebat, 26 Polisi Terluka
“Dan kementerian meminta otoritas Denmark untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab, dan untuk memastikan insiden lebih lanjut tidak terjadi, yang mengancam keharmonisan sosial dan hidup berdampingan secara damai,” tambah laporan itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania, Sinan Majali, mengatakan tindakan tersebut memicu kebencian dan rasisme.
“Membakar Al-Qur'an adalah tindakan kebencian yang serius dan manifestasi Islamofobia yang memicu kekerasan dan penghinaan terhadap agama, dan sama sekali tidak dapat dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi,” kata Majali dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan tersebut selanjutnya mendesak otoritas Denmark untuk mencegah terulangnya tindakan seperti itu, yang memicu kekerasan dan kebencian serta mengancam hidup berdampingan secara damai.
Sementara itu dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Kuwait memperingatkan bahwa pembakaran Al-Qur'an berisiko menimbulkan reaksi kemarahan dari umat Islam di seluruh dunia.
Baca Juga: AS Nilai Pembakaran Alquran di Swedia Tindakan Menjijikan
Kementerian meminta para pelaku dimintai pertanggungjawaban, memastikan bahwa kebebasan berekspresi tidak digunakan untuk menyinggung Islam atau agama lain.
Qatar juga mengutuk dengan “istilah yang paling kuat” pembakaran salinan Al-Qur'an, dan memperingatkan bahwa insiden terbaru merupakan “eskalasi berbahaya” dari insiden yang menargetkan umat Islam.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan pembakaran Alquran di bawah klaim kebebasan berekspresi, mengancam nilai-nilai hidup berdampingan secara damai, dan mengungkapkan standar ganda yang menjijikkan.
Kementerian tersebut menegaskan kembali penolakan Qatar terhadap segala bentuk ujaran kebencian berdasarkan keyakinan, ras, atau agama.
Kementerian luar negeri Qatar meminta masyarakat internasional untuk menolak kebencian, diskriminasi, hasutan dan kekerasan, menggarisbawahi pentingnya menegakkan prinsip-prinsip dialog dan saling pengertian.