Home Apa Siapa Pemberdayaan Perempuan Desa Wisata Tebat Benawa Meracik Sabun Kopi

Pemberdayaan Perempuan Desa Wisata Tebat Benawa Meracik Sabun Kopi

Pagaralam, Gatra.com - Masyarakat di Desa Wisata Tebat Benawa, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan (Sumsel), dibekali untuk membuat sabun alami berbahan utama kopi. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu desa dengan wisata kopi.

Melalui potensi alamnya sebagai salah satu penghasil kopi terbesar di Sumsel, diharapkan khususnya bagi kaum hawa di wilayah tersebut memiliki keterampilan lebih yang dapat memberikan added value (nilai tambah) pada perekonomian masyarakat setempat. Sejauh ini warga lokal hanya mengenal kopi sebagai bahan minuman nikmat.

Sebanyak 27 perempuan di desa wisata Tebat Benawa, mendapat pelatihan dari Tim pengajar Tanisani Projekt, sebuah usaha rintisan yang fokus pada edukasi masyarakat dan memproduksi produk perawatan kulit ramah lingkungan salah satunya sabun alami di Sumsel.

"Selama ini kami hanya mengolah kopi sebagai bahan baku minuman (kopi bubuk). Dengan pelatihan ini, kami bisa membuat sabut mandi yang alami dan sehat. Dan yang penting bisa dijual sebagai oleh-oleh khas desa kami dan Pagaralam pada umumnya," kata Surainah, Ketua Kelompok di tengah kegiatan, Senin (20/3).

Dengan mengolah bubuk kopi dan aneka minyak nabati melalui proses sederhana, para perempuan dengan rentang usia 20 sampai 60 tahun itu telah bisa membuat sabun padat berbahan kopi. Tak hanya dilatih tentang pembuatan sabun kopi serta manfaat sabun kopi bagi kesehatan kulit. Kelompok petani kopi perempuan di Desa Tebat Benawa, yang tergabung dalam Kelompok usaha perhutanan sosial Kopi Ringkeh ini juga mendapat pengetahuan lanjutan tentang teknik mencetak, memotong, dan serta potensi pemasaran.

Dari sisi manfaat, sabun kopi memiliki sejumlah keutamaan selain memiliki aroma yang menenangkan. Sabun kopi juga memberi nutrisi yang menyehatkan kulit. Agregat dan kandungan asam yang dimiliki kopi juga baik untuk membersihkan sel-sel kulit yang mati dan membuat kulit lebih cerah.

Owner Tanisani Projekt, Reka Agni Maharani mengatakan, pemberdayaan perempuan menjadi nilai penting. Menurutnya, kreasi produk perkebunan rakyat dalam bentuk sabun alami ramah lingkungan ini selain memberi nilai tambah bagi pengolahan kopi Pagaralam, juga dapat membangun keberdayaan masyarakat. Terutama, keberdayaan petani kopi perempuan.

"Membangun keberdayaan ini memerlukan tahapan yang tidak instan. Setelah mendapatkan pelatihan, tetap dilakukan pendampingan bagi para peserta untuk berproses dan mengadopsi teknologi membuat sabun kopi hingga menjadi produksi massal yang berkelanjutan," katanya.

"Tentu saja butuh pendampingan yang intensif dan jangka panjang selain dukungan kepada kelompok untuk menggerakkan usaha berbasis kelompok, meningkatkan kualitas produk, membangun pasar dan memperluas akses pemasaran, bahkan mendorong inovasi-inovasi lebih lanjut bersama kemitraan multi-pihak," imbuhnya.

Ketua Adat Desa Tebat Benawa, Budiono menyampaikan dukungan terhadap kegiatan ini. Menurutnya, perempuan Desa Tebat Benawa memiliki peran penting dalam pengembangan produk kopi. Bahkan mulai sejak dari kebun sampai ke pengolahan biji kopi hasil panen.

"Di sisi lain, ibu-ibu di sini juga punya waktu luang yang dapat dimanfaatkan untuk usaha kreatif. Salah satunya pengolahan sabun kopi ini," ujarnya.

Ini sangat cocok dengan keberadaan Desa Tebat Benawa yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia sebagai desa wisata juga sebagai penghasil kopi. Klop dengan pesona wisata Pagaralam yang telah dikenal dengan kegagahan gunung Dempo dan hamparan kebun teh serta kopinya yang khas dan banyak digemari.

Sementara, Senior Project Manager Creating Shared Value (CSV) PT Pusri, Rahmawati menyatakan bahwa kegiatan pelatihan pembuatan sabun kopi ini dilakukan sebagai bagian dari mendorong inovasi di sektor pengolahan biji kopi.

"Kami berkomitmen untuk memajukan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat secara bersamaan dengan meningkatkan nilai-nilai kompetitif perusahaan. Selama ini para petani kopi telah mendapat manfaat dari penggunaan pupuk untuk peningkatan produksi kebun mereka, di sisi lain, kami ingin agar petani di desa juga meningkat kesejahteraannya dari pengolahan hasil kebun mereka," katanya.

Lebih lanjut disampaikan Rahmawati, selama ini pengolahan biji kopi di tingkat petani sebagian besar baru sebatas pengolahan sederhana hingga menjadi biji kopi kering yang dalam bahasa setempat disebut 'kopi beras' (green bean) yang kemudian langsung dijual kepada pedagang atau tengkulak. Sisanya diolah lebih lanjut menjadi biji kopi sangrai (roasted bean) dan kopi bubuk.

"Belum banyak terobosan ke pengembangan produk hilir yang memiliki nilai tambah. Kita berharap melalui pelatihan sabun ini, Desa Wisata Tebat Benawa, dapat memunculkan satu produk unggulan berbahan baku kopi yang memiliki nilai ekonomis. Apalagi Desa Wisata ini berada di Pagaralam yang menjadi salah satu daerah tujuan wisata utama di Sumatera Selatan. Ibu-ibu yang belajar membuat sabun hari ini dapat menciptakan produk unggulan daerah dalam bentuk produk kesehatan dan oleh-oleh khas," ucapnya.

282