Jakarta, Gatra.com - Melihat perkembangan dunia saat ini, pemikiran geopolitik Soekarno dinilai bisa memajukan Indonesia, terutama untuk unggul di persaingan dunia. Ketertinggalan Indonesia di kancah internasional harus segera dikejar.
Hal ini sesuai dengan disertasi yang disusun oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang berjudul Diskursus Pemikiran Politik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara. Diskusi ini dilakukan di acara Paramadina Democracy Forum (PDF) Seri ke-9.
"Pancasila adalah ideologi dunia. Harus bisa menjaga persahabatan dunia," kata Hasto di Auditorium Prof Nurcholis Madjid Universitas Paramadina, Jakarta, Selasa (21/3).
Baca juga: Aliansi Serikat Buruh Indonesia Sepakat Tolak Permenaker No 5/2023
Dua agenda besar yang dicontohkan dunia adalah pertemuan antara Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat saat itu Donald Trump yang diatur oleh Singapura. Lalu, pertemuan Iran dan Arab Saudi yang diprakarsai Pemerintah China.
"Itu harusnya tugas kita untuk menyusun persahabatan dunia. Jangan jadi jago kandang doang," ucap Hasto.
Pada zaman Soekarno, Indonesia yang dulu baru merdeka sangat percaya diri dan aktif di kancah internasional. Meski masih negara miskin pun, Indonesia di saat itu berhasil mengadakan Konferensi Asia Afrika demi melawan imperialisme dan kolonialisme Barat.
Baca juga: Kongres Bahasa Indonesia Pertegas Peran Penting Bahasa Bagi Bangsa
"Pancasila ini lahir sebagai jawaban untuk struktur dunia yang tidak adil," ucap Hasto sambil mengenang diskusinya dulu dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Gus Yahya.
Menurutnya, Soekarno sering mempertanyakan dunia yang selalu menginginkan sesuatu yang anarkis. Dengan pemikiran progresif geopolitik Soekarno, Indonesia pun sering melakukan gebrakan. Misalnya, adanya keinginan untuk mereformasi PBB karena ketidaksetujuan dengan lima negara yang menguasai dunia dengan hak veto.
Pemikiran Soekarno dan kepercayaan diri Indonesia dinilai Hasto harus terus diperjuangkan. Terutama, dari sisi politik yang menjalar ke seluruh sektor.