Palembang, Gatra.com - Banyaknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, menjadi keprihatinan Bupati Kabupaten Penukal Abab Lematarng Ilir (PALI), Heri Amalindo. Demikian pula praktik nepotisme yang dinilai menjadi salah satu faktor terjadinya korupsi.
Menurut Heri Amalindo, akar dari korupsi dan kolusi adalah Nepotisme (KKN). Dengan kata lain, lebih memilih saudara, kerabat atau teman akrab tanpa memperhatikan kemampuannya untuk memegang tanggung jawab sebuah jawatan. Demikian itu diungkapkan sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negeri ini.
"Kalau sudah banyaknya Nepotisme pasti korupsi terjadi, karena itu harus dicegah. Nepotisme sangat merusak sekali," ungkap Heri Amelindo, saat di bincangi Gatra.com di Palembang, beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, terkait dengan pemerintahan ke depan sudah sepantasnya nepotisme harus diberantas sampai ke akar-akarnya, dan masyarakat juga harus mengetahui secara jelas siapa saja pemimpin yang tidak melakukan nepotisme saat memimpin suatu daerah atau sebaliknya.
"Pemimpin itu harus tahu malu. Jadi kalau dia tahu malu, maka tidak akan ada nepotisme yang dapat merusak segalanya," kata Heri.
Selain itu, Heri juga mengingatkan, agar masyarakat harus cerdas dalam menentukan pemimpinnya ke depan. Sosok pemimpin yang amanah serta lebih mementingkan kemajuan masyarakat dan daerahnya.
Ketika ditanya mengenai keinginannya untuk pencalonan sebagai Gubernur Sumsel, di kontestasi politik 2024, Heri Amelindo mengaku bahwa hal itu tidak menutup kemungkinan akan terjadi.
"Saya siap pastinya, terlepas itu mau terpilih atau tidaknya. Jadi yang maju jadi gubernur itu bukan hanya orang yang banyak uang. Kalau orang yang banyak uang, bisa jadi semua pengusaha sudah jadi gubernur bahkan presiden. Jadi kesemuanya atas kehendak Tuhan," ucapnya.
Dan saat ini, Heri masih fokus untuk Kabupaten PALI, dalam memajukan perekonomian serta kesejahteraan masyarakatnya.
"Alhamdulillah, jalan di Kabupaten PALI sudah lebih baik, termasuk program pendidikan yang telah kami buat untuk mereka. Ke depan sekolah gratis mudah-mudahan bisa diterapkan kembali," katanya.
Reporter: Bubun Kurniadi