Tangerang, Gatra.com – Staf Khusus Wakil Presiden (Stafsus Wapres), Dr. Gatot Prio Utomo, mengatakan, pendidikan matematika yang bernalar dan pembelajaran literasi yang bermakna masih menjadi tantangan dalam mencetak anak-anak Indonesia yang berkualitas.
“Dua isu ini masih menjadi tantangan bagi bangsa ini,” kata Gatot dalam keterangan pers diterima di Jakarta pada Senin (20/3).
Gatot optimistis pemerintah bisa mengatasi kedua tantangan di atas secara baik asalkan semua elemen masyarakat bisa bergandengan tangan bersama-sama dan berkolaborasi.
Menurutnya, kedua tantangan di atas harus diselesaikan karena pendidikan anak-anak harus bisa menumbuhkan kemampuan otak mereka dengan pembelajaran yang sederhana, mendasar, bernalar, dan kontekstual.
Gatot menyampaikan pernyataan tersebut saat menghadiri acara “Al Hidayah Project Fair di Jagakarsa,” Jakarta Selatan pada pekan kemarin. Ia mengharapkan, pada saat peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia, anak-anak tidak boleh menjadi beban negara. Mereka harus menjadi penopang utama kemajuan bangsa dan negara ini.
Ia mengungkapkan, problem besar bangsa Indonesia di bidang pendidikan tidak bisa hanya dihadapi pemerintah. Selain negara Indonesia yang sedemikian besar dan jumlah penduduk yang sangat banyak, peran masyarakat, swasta, dan para ahli dan profesional di berbagai bidang dapat bersatu padu dalam gerak yang sama untuk mencapai tujuan bersama.
“Saya yakin dan optimistis Indonesia bisa. Pendidikan Indonesia dan kompetensi anak Indonesia di bidang matematika, membaca dan sains bisa mencapai target Harmonise Test Score (HTS) hingga 450 dalam standar Human Capital Index (HCI) asalkan ada kemauan dan kepemimpinan yang persisten dan berkesinambungan,” ujar Gatot.
Angka HTS Indonesia dalam laporan HCI 2020 masih berada di angka 395 dari score tertinggi 625. HCI merupakan program World Bank yang memproyeksikan produktivitas anak-anak di seluruh dunia. Proyeksi itu dititikberatkan pada sektor pendidikan dan kesehatan.
Selain proses belajar-mengajar, Gatot menegaskan bahwa untuk melahirkan generasi Indonesia yang berkualitas, anak Indonesia harus terhindar dari stunting. Ada banyak sayuran yang mengandung gizi baik yang bisa menjadi asupan ibu hamil dan menyusui.
Menurutnya, para calon ibu juga harus mulai minum vitamin dan pil tambah darah. ?Tidak boleh anak Indonesia kekurangan gizi sejak dalam kandungan ibunya dan dua tahun sejak kelahiran.
“Mereka ini calon generasi Indonesia yang harus dijaga dengan baik, terutama dalam fase pembentukan otaknya,” kata Gatot.