Jakarta, Gatra.com – Investasi bodong masih memakan korban. Teranyar, kasus investasi bodong Robot Trading Auto Trade Gold (ATG) crazy rich asal Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Saptian Dyfrig alias Wahyu Kenzo, yang diduga memerdaya dan merugikan sejumlah korban. Pihak Polresta Malang Kota pun menangkap Wahyu.
Head of Research Moduit, Manuel Adhy Purwanto, di Jakarta, akhir pekan ini, menyampaikan tips agar terhindar dari jeratan dan menjadi korban investasi bodong dan kerugian materi.
“Kalau kita melihat di pasar, banyak sekali investor itu lebih fokus pada return. Kalau mau berinvestasi itu harus melihat risikonya dulu,” ujarnya.
Menurutnya, ada lima indikator yang harus dilihat atau diperhatikan sebelum memutuskan untuk berinvestasi dan memilih salah satu produk investasi, yakni:
1. Performance
Investor harus menganalisa tren atau performance suatu produk investasi. Menganalisa performance sangat penting, termasuk terhadap suatu produk yang mempunyai performance bagus.
“Tapi performance ini agak triki, apa yang bagus ke kebelakang belum tentu akan selalu bagus ke depan. Jadi ini perlu waspadai, tapi performance perlu kita harus amati,” ujarnya.
2. Risiko
Manuel menyampaikan, selain performance, risiko atau risk harus menjadi perhatian. Pasalnya, meski suatu produk investasi mempunyai performa yang baik, tentunya mempunyai risiko sesuai return yang diharapkan.
“Makanya kalau kita di market itu high return no risk, itu enggak ada, selalu high risk high return,” ujarnya.
Adapun korban dari investasi bodong, lanjut Manuel, yakni investor menilai seolah-olah tidak ada risiko dari suatu investasi. Mereka menanamkan modal tanpa mengenali apa risiko merugikan dari suatu investasi.
3. Investasi
Ia menjelaskan, investasi mempunyai banyak bentuk. Kalau produk reksadana, ada dana kelolaan. Dana tersebut sangat penting untuk diperhatikan. Pasalnya, jumlah dana kelolaan terlalu kecil terlalu berisiko untuk investor yang ingin memasukkan modal dalam jumlah cukup besar.
Manuel menyebutkan, risiko karena berhungungan dengan gerakan manajer investasi pada saat pengelolaan. “Ini juga faktor penting,” ucapnya.
4. Manajemen
Investor harus melihat manajemen investasi di balik suatu produk atau perusahaan. Penelusuran harus dilakukan untuk melihat siapa orang-orang di balik layar dari suatu manajemen investasi dan bagaimana rekam jejak atau track record-nya.
“Karena kalau kita bilang, tidak semua manajer investasi itu, mungkin kalau dibilang manajemen investasi pasti kompeten dan profesional, kalau kita sih punya pendapat tidak,” ucapnya.
Menurutnya, manajer investasi harus dievaluasi terlebih dahulu, termasuk siapakah orang-orangnya, kredibilitasnya, apakah mereka mempunyai pengalaman investasi, bagaimana mereka mengelola investasinya, dan seterusnya itu harus dilihat secara cermat.
5. Biaya Investasi Pengelolaan
Biaya pengelolaan suatu investasi harus menjadi pertimbangan karena manajemen investasi pada saat pengelolaan, cost atau biayanya ada yang sangat banyak. Akibatnya, meski sering transaksi jual-beli tapi tidak menghasilkan jumlah pendapatan yang sepadan.
“Biaya yang terlalu besar tidak memberikan hasil investasi yang sesuai,” katanya.