Jakarta, Gatra.com - Pengembangan bibit hybrid melon oriental dan semangka di gagas Politeknik Negeri Lampung (Polinela). Budidaya ini dilakukan melalui Seed Teaching Farm yang menjadi salah satu Teaching Factory Polinela.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dosen Teknologi Perbenihan Polinela, Anung Wahyudi, diketahui telah mengembangkan dua varietas benih melon oriental makuwauri. Inovasi ini didukung oleh Matching Fund Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek dengan pendanaan sebesar 495 juta rupiah.
“Bibit melon oriental ini belum ada di Indonesia. Umumnya, bibit ini diimpor. Lewat riset ini kami coba kembangkan bibit agar varietas melon ini bisa hadir dikembangkan di Indonesia,” ujar Anung saat ditemui di kampus Polinela, Sabtu (18/3).
Padahal menurut Anung, emolon oriental makuwari punya potensi yang besar. Selain rasa yang lebih manis dibanding melon pada umumnya, melon tersebut juga memiliki harga jual yang lebih mahal.
Lewat bibit yang dikembangkannya, satu tanaman melon makuwauri dapat menghasilkan buah sebanyak 10 tanaman dengan total berat 10 kilogram. Saat ini diketahui melon jenis serupa per kilogramnya dibanderol sebesar Rp50 ribu.
“Artinya, satu tanaman saja bisa menghasilkan Rp500 ribu. Potensi ekonominya memang besar,” ujarnya.
Soal hilirisasi melon nantinya, Anung pun sudah membuat strategi yang matang. Nantinya, buah-buah yang akan dipanen bisa didistribusikan langsung ke jaringan supermarket yang bermitra.
“Selain itu, rencananya kami juga bermitra dengan event dan wedding organizer. Karena melon dan semangka ini banyak dicari untuk event-event tertentu seperti pernikahan,” bebernya.