Helsinki, Gatra.com - Presiden Finlandia mengumumkan bahwa Turki telah mencapai keputusan untuk meratifikasi tawaran Finlandia gabung NATO, dan menyebut pihaknya akan mengunjungi Istanbul minggu ini untuk mendengar keputusan dari Presiden Recep Tayyip Erdogan.
“Orang-orang Turki berharap saya akan berada di sana untuk menerima jawaban ketika mereka mengumumkan keputusan tersebut. Tentu saja, saya menerima undangan tersebut dan akan pergi untuk menerima pernyataan niatnya,” kata Presiden Finlandia Sauli Niinisto, dikutip AFP, Kamis (16/3).
Erdogan mengisyaratkan lampu hijau Finlandia gabung NATO pada hari sebelumnya dan mengatakan bahwa,"kami akan melakukan bagian kami, kami akan menepati janji yang kami berikan."
“Pada hari Jumat kami akan bertemu dengan Bapak Presiden, kami akan melakukan apa yang diminta oleh janji kami,” katanya kepada wartawan.
Ratifikasi secara resmi harus melalui pemungutan suara di parlemen Turki.
Baca Juga: Erdogan Pertimbangkan Tawaran Finlandia Gabung NATO
Finlandia, Swedia, dan Turki menulis kesepakatan tiga arah pada KTT NATO di Madrid pada bulan Juni, dan Turki telah berulang kali menyatakan kekecewaan terhadap Swedia untuk menindaklanjuti komitmen, sekaligus menyatakan merasa nyaman dengan kemajuan Finlandia.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan bahwa kemungkinan Finlandia bergabung dengan NATO sebelum Swedia, dalam beberapa pekan terakhir, dan menekankan bergabungnya hanya masalah waktu.
“Saya akan melanjutkan pekerjaan saya untuk mendukung keanggotaan Swedia di NATO,” kata Niinisto. Ia mengakut telah membahas masalah tersebut dengan Kristersson.
Baca Juga: Erdogan ke Swedia: Jangan Harap Dukungan Turki jika Ingin Bergabung NATO
Finlandia dan Swedia membatalkan kebijakan non-blok militer selama puluhan tahun dan mendaftar untuk bergabung dengan aliansi barat pada Mei lalu setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Ankara menangguhkan negosiasi dengan Swedia setelah protes pada Januari yang meliputi pembakaran Alquran di luar kedutaan Turki di Stockholm, meski pembicaraan tetap dilanjutkan di Brussel pada 9 Maret.