Jakarta, Gatra.com – Selalu ada saja oknum yang mengaku-ngaku sebagai anggota TNI dengan berbagai tujuan. Teranyar, perempuan berinisial M di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten, baru mengetahui jika Q, suami yang menikahinya 3 bulan lalu, ternyata bukan prajurit TNI Angkatan Laut (AL).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Muda (Laksda) Kisdiyanto, memberikan tips agar masyarakat, khusunya para gadis, tidak terpedaya oleh anggota TNI gadungan atau palsu.
Kisdiyanto di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Jawa Barat (Jabar), Rabu (14/3), mengatakan, untuk memastikan seseorang itu anggota TNI atau bukan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Salah satunya, kata Kisdiyanto, menanyakan dinas di kesatuan apa dan kantornya di mana. Ini bisa dilakukan masyarakat, khususnya para gadis yang berkenalan atau dekat dengan orang yang mengaku sebagai anggota TNI.
“Misalnya seorang gadis didekati sama anggota TNI, harusnya tanya dulu, mas dinasnya di kesatuan mana?” katanya.
Jika orang yang mengaku sebagai anggota TNI itu menyebut kesatuan tertentu atau suatu kantor TNI, mintalah untuk diperbolehkan berkunjung ke sana. Jika itu benar anggota TNI, itu tidak sulit untuk memenuhinya.
“Kalau kalian didekati oleh TNI, terus tidak [diperbolehkan berkunjung] ke kesatuannya, harus curiga dong, kenapa dia enggak mau lihatin kantornya,” ujar Kisdiyanto.
Kunjungan ke kesatuan atau kantor tempatnya berdinas ini untuk mengecek, apakah orang yang mengaku TNI itu benar-benar anggota atau bukan.? Di sana, bisa mengonfirmasi kepada teman-teman dia atau atasannya.
Cara lainnya adalah mengenali atribut TNI, mulai dari seragam, pangkat, dan penempatan atribut yang ada di baju seragam. Pemasangan atribut di baju dinas TNI ada aturannya.
“Kalau melihat seorang tentara pakai atribut yang ngawur, baik atribut tentara darat, kok campur dengan laut dengan satuan udara misalnya, itu berarti gadungan. Sudah ketahuan seragamnya ngawur,” ujarnya.
Ia berpesan, khususnya kepara para gadis yang ingin mendapatkan pasangan seorang anggota TNI, harus berhati-hati. Terlebih lagi, misalnya ketika berkenalan dengan orang yang mengaku sebagai anggota.
“Masyarakat khususnya para cewek-cewek, kalau memang mau jadi pasangan [anggota] TNI harus cari yang benar. Artinya, kalau memang berkenalan lewat medsos atau media lain, kalau bisa, mas ajak dong ke kesatuannya,” kata dia.
Menurut Kisdiyanto, langkah tersebut bisa dilakukan jika masyarakat merasa curiga dengan gelagat orang yang mengaku sebagai anggota TNI. Misalnya, meminta sejumlah uang dan berbagai perbuatan negatif lainnya.