Home Internasional Perang Rusia-Ukraina Diprediksi Berlangsung Lama, Tak Jadi Perang Total

Perang Rusia-Ukraina Diprediksi Berlangsung Lama, Tak Jadi Perang Total

Jakarta, Gatra.com - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI Andi Widjajanto mengatakan, lini masa perang Rusia-Ukraina yang terjadi sepanjang 2022 hingga 2023 menunjukkan kapabilitas yang dimiliki Rusia belum mencapai titik optimum. Menurut Andi, Rusia justru fokus dengan tujuan perang terbatas.

"Dalam terminologi defense-nya adalah limited war aim, yang di satu sisi akan membuat perang tidak bereskalasi menjadi perang total mengarah ke perang nuklir, tapi di sisi lain juga menunjukkan perangnya akan berubah menjadi konflik-konflik kecil untuk merebut wilayah-wilayah tertentu di sebelah Timur Ukraina yang akan bisa berlangsung lama," kata Andi Widjajanto dalam diskusi virtual bertajuk Setahun Perang Rusia-Ukraina: Pembelajaran bagi Operasi Udara dan Laut TNI, Rabu (15/3).

Andi pun menyoroti bagaimana negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat melakukan bantuan militer kepada Ukraina, dalam lini masa peperangan itu. Bantuan militer itu dilakukan dengan langsung mengirimkan alutsista terkini mereka ataupun dalam bentuk komitmen pendanaan kepada Ukraina. Sehingga Ukraina dapat berperang tanpa mengandalkan sumber daya nasionalnya, namun mengandalkan dukungan dari negara lain.

"Hal ini yang akan membuat perang berlangsung lama karena kemungkinan tidak ada patah sumber daya, terutama dari sisi Ukraina," ucap Andi.

"Dari Rusia, juga kita melihat bahwa walaupun ada embargo-embargo ekonomi yang dilakukan oleh Rusia, tapi Rusia mampu menjalin hubungan-hubungan ekonomi dengan negara-negara tertentu, terutama dua negara utama, yaitu China dan India," lanjutnya.

Di samping itu, Andi juga memprediksikan bahwa perang Rusia-Ukraina tak akan menjelma menjadi perang total. Hal itu, katanya, tampak dalam peta perkembangan perang di Ukraina.

"Kalau dilihat dari awal operasi, sampai kira-kira 20-an April 2022, di puncak operasi, tampak ada upaya Rusia untuk melakukan serangan minimal di dua front, yaitu front Timur, tentang empat region yang dikuasai secara efektif oleh Rusia, dengan front di sebelah Utara, dengan tujuan untuk melakukan pengepungan terhadap Ibu Kota Kyiv," jelas Gubernur Lemhanas itu.

Hal itu berbeda dengan apa yang ditunjukkan dalam peta perkembangan perang saat ini, di mana serangan hanya tampak terjadi di kota-kota tertentu di empat wilayah bagian Timur Ukraina. Serangan itu, kata Andi, mengarah ke pertempuran laut.

"Hari ini tampak terlihat bahwa serangannya atau pertempurannya terjadi di kota-kota tertentu di empat region bagian Timur, dan akhir-akhir ini sudah mulai juga mengarah ke pertempuran laut, terutama yang berkaitan dengan Ukraina," tandas Andi dalam diskusi itu.

710