Home Internasional Perang Rusia-Ukraina Diprediksi Tak Akan Segera Hasilkan 'Stalemate'

Perang Rusia-Ukraina Diprediksi Tak Akan Segera Hasilkan 'Stalemate'

Jakarta, Gatra.com - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI Andi Widjajanto memperkirakan, perang Rusia-Ukraina tidak akan menghasilkan kebuntuan (stalemate) secara segera. Perkiraan itu berkaitan dengan kemampuan mobilisasi lanjutan dari kedua negara.

"Perang ini tidak akan segera menghasilkan stalemate, tidak akan segera menghasilkan kebuntuan, karena mobilisasi sumber daya Ukraina masih bisa mengandalkan negara-negara Eropa," kata Andi Widjajanto dalam diskusi virtual bertajuk Setahun Perang Rusia-Ukraina: Pembelajaran bagi Operasi Udara dan Laut TNI, Rabu (15/3).

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Diprediksi Berlangsung Lama, Tak Jadi Perang Total

Dalam paparannya, Andi yang juga menjabat sebagai penasihat senior di lembaga kajian LAB 45 menyoroti, bagaimana sejumlah negara, telah memberikan bantuan militer kepada Ukraina dalam peperangan itu. Negara-negara itu adalah Amerika Serikat, Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Belanda, Jerman, Spanyol, Perancis, Italia, dan Yunani. Selain itu, Uni Eropa juga turut memberikan bantuan militer kepada Ukraina.

"Negara-negara seperti yang tampak di peta ini, yang merupakan kajian dari teman-teman di LAB 45 sudah mengeluarkan biaya billion US Dollar dalam bentuk pendanaan maupun dalam bentuk alutsista-alutsista yang memungkinkan Ukraina melakukan perang berlarutnya," jelas Andi Widjajanto.

Baca juga: Analis Militer Ukraina Mempertanyakan Taktik Zelensky di Bakhmut

Di samping itu, Andi juga memandang bahwa Rusia, dengan kapasitas ekonomi yang masih besar, masih dapat melakukan serangkaian mobilisasi tambahan. Hal itu tak terkecuali mobilisasi dalam lingkup produksi persenjataan baru, meski Rusia harus menghadapi embargo ekonomi yang disebutnya signifikan.

"Rusia tampak sedang berusaha memobilisasi ekonomi, termasuk, misalnya membangun persenjataan-persenjataan baru secara cepat dengan mengandalkan industri pertahanannya, baik yang berada di Rusia, maupun yang berada di Belarusia," ujar Andi, dalam diskusi itu.

442