Kyiv, Gatra.com - Beberapa analis militer di Ukraina mempertanyakan keputusan Zelenskyy untuk terus mempertahankan Bakhmut, daripada mundur dari kota garis depan itu.
“Kami memiliki informasi bahwa saat ini Ukraina sudah mengirimkan cadangan ke Bakhmut. Mereka ini yang menjalani pelatihan di negara-negara Barat. Dan kami menderita kerugian di antara cadangan yang ingin kami gunakan untuk serangan balasan,” kata analis militer Ukraina Oleh Zhdanov dalam sebuah wawancara dengan Kantor berita Reuters seperti dilaporkan laman DW.com (14/3). "Kami bisa kehilangan semua yang kami ingin gunakan untuk serangan balik itu."
Sejarawan militer Ukraina Roman Ponomarenko juga mengkhawatirkan potensi kerugian jika Rusia berhasil mengepung kota tersebut.
"Jika kita menyerahkan Bakhmut begitu saja dan menarik pasukan dan peralatan kita, tidak ada hal buruk yang dapat terjadi ... jika mereka berhasil mengunci kepungan, kita akan kehilangan sumber daya orang dan peralatan," katanya kepada stasiun radio Ukraina NV.
Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam pidato malamnya pada Senin (13/3) kembali menegaskan pentingnya kemenangan di Bakhmut dan tempat lainnya sepanjang garis depan untuk masa depan Ukraina
Bakhmut telah menjadi fokus utama serangan Rusia selama berbulan-bulan. Kekuatan Rusia sudah merebut bagian timur kota. “Sangat sulit di timur – sangat menyakitkan. Kita harus menghancurkan kekuatan militer musuh. Dan kita akan menghancurkannya,” kata Zelenskyy.
Rusia mengatakan merebut Bakhmut akan memungkinkannya menguasai seluruh wilayah Donetsk—tujuan perang utama bagi Kremlin.
Namun dalam beberapa minggu terakhir, persenjataan parit telah memakan korban yang sangat besar bagi kedua belah pihak di Bakhmut.
Pada hari Senin, tentara Ukraina mengatakan mereka memukul mundur serangan intensif Rusia di kota itu .