Home Pendidikan Guru Besar UIN Walisongo Prof. Imam Yahya Bicarakan Fikih Digital, Aspek Spiritualitas Tak Bisa Diganti dengan Teknologi

Guru Besar UIN Walisongo Prof. Imam Yahya Bicarakan Fikih Digital, Aspek Spiritualitas Tak Bisa Diganti dengan Teknologi

Semarang, Gatra.com - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengukuhkan Prof.Dr. Imam Yahya, M.Ag. sebagai guru besar bidang Ilmu Fikih.

Pengukuhan dilaksanakan di Gedung Tgk.Ismail Yaqub Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Senin (13/3). Acara ini dipimpin oleh Rektor UIN Walisongo Prof.Dr. Imam Taufiq,M.Ag. dan dihadiri oleh keluarga, kolega.

Di acara tersebut, Imam Yahya membacakan orasi ilmiah dengan judul “Fiqh Digital: Implementasi Digitalalisasi Agama dalam Fiqh Kontemporer”.

Baca Juga: FUHum Ziarah ke Makam Ulama Rembang, Jadi Inspirasi Kemajuan Kampus

Mengawali pidatonya, Imam Yahya mengatakan, digitalisasi agama yang muncul di tengah masyarakat kontemporer sekarang ini, tidak hanya sebagai fenomena transformasi sosial budaya, tetapi juga sebagai tantangan dan transformasi bidang keagamaan.

“Transformasi sosial budaya memberikan dampak positif dan negatif dalam kehidupan sosial masyarakat. Komunikasi antar masyarakat yang semula bersifat komunal, sekarang ini berubah menjadi pola komunikasi online, di mana antar individu bisa menjalin komuniksi intensif tanpa melakukan pertemuan langsung,” ujarnya.

Sebaliknya, katanya, dengan digitalisasi banyak muncul konflik sosial yang disebabkan oleh beredarnya berita hoak yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

“Begitu juga dengan transformasi di bidang keagamaan, digitalisasi agama menjadikan aktivitas keagamaan lebih efisien dan efektif,” terangnya.

Sebagai sebuah sistem informasi dan teknologi, katanya, digitalisasi agama dapat memberikan kemudahan dan efisiensi dalam berbagai kegiatan keagamaan seperti memperoleh informasi tentang ajaran agama, berpartisipasi dalam ibadah online, dan berkomunikasi dengan sesama umat beragama melalui media sosial.

“Namun, digitalisasi agama tidak dapat sepenuhnya menggantikan atau menyentuh aspek spiritualitas yang sesungguhnya,” katanya.

Prof.Dr. Imam Yahya (kiri) saat upacara pengukuhan guru bersar UIN Walisongo Semarang. (Dok.UIN Walisongo)

Aspek spiritualitas dan pengalaman keagamaan, jelasnya, melibatkan perasaan, keyakinan, dan pengalaman pribadi sulit digantikan oleh teknologi.

“Agama adalah suatu sistem kepercayaan yang mengarahkan manusia pada hubungannya dengan Tuhan dan pencarian makna dalam kehidupan,” katanya.

Rektor UIN Walisongo Prof.Dr.Imam Taufiq,M.Ag menyampaikan, Imam Yahya ini merupakan sosok yang penuh cinta kasih, dan sikapnya menyenangkan. “Kontribusinya di UIN Walisongo luar biasa, beliau ini Dekan dengan masa jabatan dan pengalaman paling banyak,” terangnya.

Saat ini, Imam Yahya merupakan Direktur Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Walisongo. “Kita meneguhkan bibit keunggulan, cendekiawan yang ulung dan memberikan gagasan yang jernih,” tandasnya.

285