Solo, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan sejumlah wilayah di Jawa Tengah terdampak erupsi Gunung Merapi. Saat ini warga sedang dievakuasi dari wilayah-wilayah yang terkena erupsi.
Hal ini disampaikan Ganjar usai melepas Presiden Joko Widodo ke Jakarta di Lanud Adi Soemarmo, Sabtu (11/3). Tim tanggap bencana yang terdiri dari relawan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan SAR saat ini tengah memetakan wilayah mana saja yang perlu dievakuasi karena dampak Merapi.
"Sampai siang tadi mulai dari asap, terus kemudian batu-batu sudah mulai kelihatan. Saya sudah komunikasi sama beberapa kawan untuk mengecek," kata Ganjar.
Laporan terakhir yang diterimanya, ada tiga daerah di Jawa Tengah yang terdampak erupsi, di antaranya Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Boyolali.
Rinciannya di Kabupaten Magelang meliputi tiga kecamatan, yakni Kecamatan Dukun, Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Srumbung. Di beberapa wilayah juga sudah mulai turun abu vulkanik.
"Sampai (sore) hari ini sudah kita turunkan dari tim BPBD. Kabupaten Magelang ada tiga tim yang sudah kita terjunkan untuk menuju di tiga kecamatan sekaligus assessment di masing-masing lokasi dan membawa bantuan masker karena ini yang pertama dibutuhkan," jelas Ganjar.
Sementara di Kabupaten Klaten sudah ada satu tim yang melakukan assessment di lokasi. Satu tim lainnya bertugas di Boyolali.
"Mudah-mudahan hari ini masyarakat sudah bisa tertolong," ungkap Ganjar.
Sebagai informasi Gunung Merapi erupsi pada Sabtu (11/3) siang. Dikutip dari akun twitter Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, guguran awan panas terjadi sekitar pukul 12.12 WIB.
Guguran awan panas itu mengarah ke Kali Bebeng dan Krasak. Radius bahaya ditetapkan sejauh 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sementara itu sejumlah wilayah di kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali mengalami hujan abu. Dua desa yang diguyur hujan abu yakni Desa Tlogolele dan Desa Klakah. Hal ini disampaikan oleh Kepala Desa Klakah, Selo, Marwoto.
"Iya ada guguran awan panas. Dampaknya di Klakah hujan abu, hampir merata di enam dusun. Tapi yang paling tebal abunya di Klakah Duwur, Klakah Tengah dan Klakah Ngisor," katanya saat dikonfirmasi Sabtu (11/3).
Saat ini mayoritas warga menghentikan aktivitasnya dan menunggu abu yang masih turun. Sembari menunggu hujan abu reda, mereka menunggu di rumah masing-masing.
"Mereka menunggu di rumah, tidak ada yang panik," katanya.
Saat ini pemerintah desa telah menyiapkan masker untuk dibagikan ke warga. Pembagian masker akan dilakukan begitu kondisi hujan abu mereda.
"Masker sudah kami siapkan, tapi belum bisa kami bagikan karena hujan abu masih turun," katanya.