Jakarta, Gatra.com - Divisi Transisi Energi dan Berkelanjutan PLN, Anindita Satria mengatakan bahwa peranan energi surya akan turut dipersiapkan sebagai pengembangan energi baru terbarukan.
"Kami melihat bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ke depan sejalan dengan upaya menuju net zero emission (NZE). Pengembangan PLTS diperlukan untuk menunjang energi baru terbarukan ke depan," ujarnya dalam sebuah diskusi yang digelar secara hybrid, Kamis (9/3).
Ia menjabarkan bahwa pihaknya sedang berupaya mengembangkan sistem yang kuat sebagai persiapan transisi energi surya. Pembangunan pembangkit listrik yang memadai, baik PLTS Atap maupun PLTS Terapung, dibutuhkan untuk bisa menampung dan menyalurkan energi yang dihasilkan dari tenaga surya.
Baca juga: Energi Surya Jadi Pilihan Transisi Energi
Pengembangan pendukung PLTS, juga terus didorong. Anindita memaparkan bahwa fondasi peningkatan kapabilitas dan pemanfaatan teknologi menjadi upaya yang direalisasikan.
Anindita menyebutkan target pencapaian pembangunan PLTS sebesar 1.000 megawatt hingga 2030 mendatang. Nantinya, ini akan dibagi menjadi tiga fase dalam beberapa tahun ke depan.
"Kami berencana untuk 1.000 megawatt direalisasikan di seluruh Indonesia melalui fase pertama, kedua dan ketiga. Fase pertama dimulai tahun ini, target 300 megawatt," jelasnya.
Baca juga: Proyek Jalan Tol Rugikan Negara Rp4,5 Triliun, Pejabat Rangkap Komisaris Jadi Sorotan KPK
Nanti, sisa 700 megawatt yang dibutuhkan akan dikejar di fase kedua dan ketiga. Ini akan terus dilihat, terutama bagaimana perkembangannya dalam beberapa tahun ke depan.
Diketahui, dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) terbaru, Indonesia berkomitmen dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% pada 2030 dengan kemampuan sendiri. Sementara, pada 2060 nanti, target NZE juga diharapkan bisa tercapai.