Jakarta, Gatra.com - Korban meninggal dunia dalam peristiwa tanah longsor di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, kembali bertambah. Terhitung hingga hari ini, Rabu (8/3) pukul 15.00 WIB sore tadi, ada sebanyak 15 orang yang dinyatakan tewas dalam bencana tersebut. Namun demikian, penambahan temuan itu masih akan didata dan diidentifikasi lebih lanjut untuk kemudian dilaporkan sebagai data nasional.
Sementara itu, sebanyak 35 warga masih dinyatakan hilang sejak terjadinya tanah longsor tersebut, pada Senin (6/3) hingga Rabu (8/3) hari ini. Puluhan warga yang hilang itu diduga masih tertimbun material longsoran dengan kedalaman mencapai 4 meter.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memastikan, tim gabungan yang terdiri atas Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, dan relawan itu terus melakukan upaya pencarian dan evakuasi terhadap korban. Bahkan, Suharyanto meminta agar upaya tersebut menjadi prioritas bagi tim gabungan hingga batas masa tanggap darurat.
“Bagi 35 warga yang masih dinyatakan hilang ini kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk ditemukan,” jelas Suharyanto, dalam keterangannya pada Rabu (8/3).
Suharyanto mengatakan, jumlah personel tim gabungan itu akan bertambah di kemudian hari. Pasalnya, medan cakupan terdampak tanah longsor itu terbilang cukup luas, sehingga memerlukan lebih banyak anggota untuk melakukan proses penyelamatan.
Tak hanya itu, tim gabungan juga disebut akan mengupayakan pengadaan anjing pelacak, guna memaksimalkan proses pencarian, pertolongan dan evakuasi terhadap masyarakat Natuna yang terdampak tanah longsor itu.
Meski proses penyelamatan masih terus berjalan, Suharyanto tak menampik bahwa pihaknya menemukan kendala dalam melakukan proses evakuasi, yang utamanya disebabkan oleh faktor cuaca. Menurutnya, dalam sepekan terakhir, Pulau Serasan terus-menerus diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi yang berlangsung hampir sepanjang hari. Kondisi cuaca itulah yang akhirnya membuat proses evakuasi harus terhenti sementara karena tak mungkin dilanjutkan.
“Tetapi karena terkendala cuaca, hujan terus ini kadang-kadang dihentikan,” kata Suharyanto.
“BNPB bekerja sama dengan BMKG, BRIN dan TNI AU akan menggelar teknologi modifikasi cuaca di Pulau Serasan. Sehingga cuaca bisa terang dan pencarian bisa dilakukan,” pungkasnya.