Bali, Gatra.com - Musyawarah Nasional Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bakal digelar besok hingga lusa.
Dari sederet nama yang mengemuka, Dwi Sutoro disebut-sebut kian menguat untuk menjadi ketua umum GAPKI periode 2023-2028. Dwi adalah Direktur Pemasaran Holding PTPN.
"Di tengah situasi yang ada saat ini, mendorong teman dari perusahaan negara untuk menjadi ketua umum kayaknya menjadi pilihan terbaik lah. Sebab kalau dari perusahaan negara yang menjadi ketua umum GAPKI, praktis jalan untuk menyelesaikan ragam masalah yang ada di industri sawit, akan lebih mudah," ujar sumber Gatra.com jelang siang tadi.
Lelaki ini mencontohkan begini; katakanlah pemerintah punya rencana membikin regulasi yang agaknya akan memberatkan industri sawit. Maka sang ketua umum akan dengan mudah mengkomunikasikan apa yang dirasakan itu kepada pemilik saham yang notabene pemerintah tadi.
"Otomatis, pemilik saham akan mengkomunikasikan keluhan itu kepada stakeholder yang akan membikin regulasi itu. Sebab pemilik saham enggak akan mau 'anak'nya kesusahan. Di sini saja, GAPKI akan sangat tertolong," terangnya.
Lagi pula, calon yang diusung perusahaan negara itu kata sumber ini, bukan pula kaleng-kaleng. Sosok yang juga Ketua Bidang Agro Industri GAPKI itu telah 25 tahun berkecimpung di industri hilir kelapa sawit.
Dan tiga setengah tahun di Holding PTPN, lelaki 51 tahun ini sudah pula mampu mengantarkan perusahaan yang punya lahan kebun kelapa sawit seluas 600 ribu hektar itu menaikkan revenue dari Rp34 triliun menjadi Rp53 triliun pada 2021. Bottom Line pada 2019 yang minus Rp2,5 triliun, meroket ke angka Rp4,6 triliun.
Baca juga: Mustafa Daulay: Sudah Saatnya Dari BUMN Ketum GAPKI
"Track record bagus, punya ilmu yang mumpuni dan punya pula kemampuan berkomunikai dan mengkomunikasikan keilmuwan itu kepada khalayak, saya rasa sudah lebih dari cukup sebagai modalnya untuk memimpin GAPKI ke depan. Inilah salah satu pemimpin PTPN masa kini; cakap, lincah dan cerdas," ujarnya.
Sekretaris GAPKI Sumatera Utara (Sumut), Timbas Prasad Ginting tak menampik omongan itu. Lelaki 65 tahun ini mengatakan bahwa memang, saat ini GAPKI sangat membutuhkan sosok yang punya kemampuan lebih untuk mengkomunikasikan tentang industri sawit kepada pemerintah dan itu ada di figur Dwi.
"PTPN itukan milik negara. Begitu orang PTPN yang menjadi Ketua Umum GAPKI, saya rasa pemerintah akan lebih care. Seperti yang dibilang tadi, enggak mungkin pemerintah mau 'anak'nya kesusahan. Dan kalau dari perusahaan negara yang memimpin GAPKI, pemerintah akan selalu ingat bahwa di tubuh GAPKI itu ada anaknya,"ujar Timbas.
Selama ini, persis 14 tahun, sudah swasta yang memimpin GAPKI. "Nah, bisa jadi 'bapak'nya lupa kalau ternyata 'anak' nya (PTPN) yang notabene pemilik lahan kebun kelapa sawit terluas di Indonesia --- mencapai 600 ribu hektar --- itu ada di GAPKI. Kalau sudah PTPN memimpin di situ, 'bapak'nya akan selalu ingat," Timbas mengulangi.
Timbas memastikan bahwa ketika perusahaan negara yang memimpin GAPKI, maka perusahaan lain, khususnya perusahaan golongan menengah ke bawah, akan tertolong.
"Aturan yang dikeluarkan pemerintah kan sama untuk semua perusahaan sawit. Kalau PTPN kena dampak, yang lain juga akan kena. Karena PTPN punya kepentingan juga di aturan itu, mau enggak mau dia akan mengupayakan gimana caranya agar aturan itu lebih berpihak," katanya.
Timbas tak memungkiri kalau apa yang sudah dilakukan oleh GAPKI saat ini sudah bagus. Hanya saja, daya gedornya kepada pemerintah masih kurang.
"Inilah salah satunya yang perlu kita benahi. Sekarang semuanya kembali ke teman-teman yang punya hak pilih. Kalau rasanya apa yang dipaparkan tadi mengena, mari kita bersama-sama untuk membawa GAPKI ini ke situasi dan kondisi yang lebih baik lagi," dia mengajak.
Abdul Aziz