Tepi Barat, Gatra.com - Pasukan Israel kembali menyerbu sebuah kamp pengungsi di kota Jenin Tepi Barat yang bergejolak, pada hari Selasa (7/3). penyerangan itu menewaskan sedikitnya enam warga Palestina, termasuk seorang pria bersenjata yang diduga menembak dua bersaudara dari pemukiman Yahudi, di dekat desa Huwara pekan lalu.
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan helikopter di atas barisan kendaraan militer memasuki Jenin, salah satu pusat utama faksi bersenjata Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan orang yang dicurigai melakukan pembunuhan di pemukiman Yahudi, yang memicu amukan kekerasan oleh para pemukim di desa Huwara di dekat Palestina, itu telah dibunuh oleh pasukan Israel dalam beroperasi yang disebutnya “bedah di jantung sarang para pembunuh".
Militer Israel mengidentifikasi mereka adalah Abdel-Fattah Kharusha, anggota kelompok Hamas, dan menyebut kedua putranya juga telah ditangkap dalam penggerebekan pada saat yang sama di kota Nablus, pusat aktivitas militan lainnya di Tepi Barat.
Baca Juga: Negara-negara Teluk Kutuk Penyerbuan Tentara Israel Masuk Masjid al-Aqsa
Pekan lalu, pemukim membakar puluhan mobil dan rumah di Huwara setelah dua bersaudara ditembak oleh seorang pria Palestina yang diduga bersenjata, saat mereka duduk di dalam mobil di sebuah pos pemeriksaan di dekatnya.
Kerusuhan itu disebut sebagai "pogrom" oleh seorang komandan senior Israel, dan memicu kemarahan dan kecaman di seluruh dunia, dan meningkat ketika Menteri Keuangan ultra-nasionalis Bezalel Smotrich, --yang bertanggung jawab atas aspek-aspek administrasi Tepi Barat, mengatakan Huwara harus "dihapus”. Smotrich kemudian menawarkan pencabutan sebagian.
Sedikitnya 16 warga Palestina terluka dalam baku tembak hari Selasa. Sebelumnya pasukan Israel mengepung sebuah rumah di kamp tersebut. Selain menembak, pasukan Israel juga menggunakan rudal yang diletakkan dibahu, ketika para pejuang membalas tembakan.
Pada saat yang sama, orang lain di kamp melemparkan batu dan alat peledak ke arah tentara Israel.
Operasi hari Selasa terjadi setelah penguatan besar pasukan Israel di Tepi Barat menyusul kekerasan di Huwara, yang berada di dekat persimpangan jalan utama di mana pemukim Israel dan warga Palestina sering bentrok.
Baca Juga: Serangan Maut Tentara Israel di Nablus, 10 Warga Palestina Tewas
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken semalam kembali mengulangi seruan bagi kedua belah pihak untuk mengurangi ketegangan di Tepi Barat, dan kekerasan juga disuarakan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin yang akan mengunjungi Israel minggu ini.
Namun, belum ada tanda-tanda akan meredanya kekerasan, apalagi menjelang masuknya bulan suci Ramadan dan festival Paskah Yahudi.
Lebih banyak kekerasan Huwara
Pada hari Senin, pemukim Israel juga menyerang warga Palestina di desa tersebut.
Tentara Israel dan pasukan polisi perbatasan membubarkan kerumunan yang digambarkan oleh militer Israel sebagai “perusuh yang kejam” di Huwara.
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan sekelompok pemuda berpakaian hitam menyerang sebuah mobil Palestina, yang sebelum pengemudinya berhasil menjauh.
“Istri saya duduk di belakang dan dia memeluk putri kami untuk menutupinya,” kata Omar Khalifa, yang baru saja selesai berbelanja di supermarket dan masuk ke mobil bersama keluarganya, ketika penyerangan terjadi.
"Kita bisa kehilangan dia, ada bahaya nyata bagi hidup kita," ujarnya.
Rekaman lain muncul untuk menunjukkan bagaimana tentara Israel menari bersama dengan pemukim Yahudi di kota pada festival Yahudi Purim.
“Huwara telah ditaklukkan, Tuan-tuan!” sebuah suara terdengar berkata dalam bahasa Ibrani.
Baca Juga: Tentara Israel Bunuh 3 Warga Palestina selama Penggerebekan di Tepi Barat
Militer tidak menjawab pertanyaan tentang rekaman tentara menari dengan pemukim, ketika menanggapi permintaan informasi tentang insiden tersebut. Juga tidak segera menanggapi pertanyaan Reuters tentang apakah ada penangkapan.
Sejak awal tahun, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 70 warga Palestina, termasuk pejuang militan dan warga sipil, sementara pada periode yang sama, warga Palestina telah membunuh 13 warga Israel dan seorang wanita Ukraina dalam serangkaian serangan, yang tampaknya tidak terkoordinasi secara individu.