Home Pendidikan Berkelas! Demokrasi Bukan Penghambat Pembangunan, Kuliah Anies Rasyid Baswedan di Australian National University

Berkelas! Demokrasi Bukan Penghambat Pembangunan, Kuliah Anies Rasyid Baswedan di Australian National University

Canberra, Gatra.com- Anies Rasyid Baswedan semakin menunjukkan kelasnya sebagai calon presiden Indonesia. Dia diundang untuk memberikan kuliah umum di ST Lee Annual Lecture, Crawford School of Public Policy di Australian National University (ANU), Canberra. "Dalam kuliah umum ini dibahas soal bagaimana memastikan bahwa proses teknokrasi di pemerintahan dibuat sinkron dengan proses demokrasi," kata Anies Baswedan dalam laman Intagramnya, 07/03.

Kuliah umum itu berangkat dari banyak pengamat yang memperingatkan bahwa demokrasi sedang mundur di seluruh dunia. Salah satu alasan kecenderungan ini adalah bahwa model pembangunan non-demokratis semakin menarik penganutnya.

Dari perspektif para penganutnya, proses demokrasi yang kompleks menghambat implementasi kebijakan dan pada akhirnya mengakibatkan kegagalan untuk memberikan manfaat bagi rakyat. Sebaliknya, bentuk pemerintahan yang kurang demokratis, dengan kendala politik yang lebih sedikit, dapat memfasilitasi proses pembuatan kebijakan yang lebih cepat dan lebih efektif, sehingga lebih berhasil dalam membawa manfaat bagi rakyat.

Baik secara historis maupun kontemporer, narasi semacam ini mendapat dukungan politik di Australia dan Indonesia.

Dalam kuliah ini, Dr Baswedan menantang anggapan semacam itu. Dia berpendapat pemerintahan yang demokratis pun bisa mencapai keberhasilan pembangunan. Dia menjelaskan mengapa ia percaya bahwa demokrasi dapat mewujudkan itu. Semua itu berbekal pengalamannya dalam kebijakan publik, khususnya sebagai Gubernur Jakarta, Dr Baswedan membagikan pandangannya tentang bagaimana demokrasi dapat berfungsi secara efektif untuk memberikan kemajuan dan pembangunan bagi rakyat.

"Kami tiba diterima oleh Rektor ANU, Dekan dan beberapa dosen senior di kampus ini," kata Anies. Gedung kuliah umum yang cukup besar ini dipenuhi mahasiswa dan dosen dari berbagai fakultas. "Senang sekali bisa jumpa lagi dengan begitu banyak teman lama, para dosen dan peneliti di ANU," katanya.

Dalam kuliah ST Lee 2023, Dr Anies Rasyid Baswedan, Gubernur Jakarta periode 2017-2022, membahas pandangannya tentang Indonesia saat ini, khususnya tentang demokrasi dan visinya untuk masa depan negara.

Dr Anies Rasyid Baswedan menjabat sebagai Gubernur Jakarta periode 2017-2022. Beliau juga merupakan Pendiri Indonesia Mengajar, Ketua Ikatan Gubernur Indonesia, dan Wakil Ketua Dewan Pengarah C-40 yang dipimpinnya bersama Walikota London dan Gubernur Tokyo. Ia juga menjadi Co-Chair Urban-20 Forum sebagai bagian dari Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022.

Sebelum menjabat sebagai gubernur, Dr Baswedan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2014-2016). Untuk periode 2007-2014, dia adalah rektor Universitas Paramadina, sebuah universitas swasta terkemuka di Jakarta. Dia adalah rektor universitas termuda di Indonesia ketika terpilih pada tahun 2007.

Dr Baswedan memperoleh gelar PhD di bidang Ilmu Politik dari Northern Illinois University, MA di bidang Manajemen Publik dari School of Public Policy di University of Maryland, dan BA di bidang Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada. Selama masa studinya, ia dianugerahi banyak penghargaan skolastik termasuk Beasiswa Fulbright, Beasiswa William P Cole, Gerald Maryanov Fellowship, dan Beasiswa JAL.

Tentang Kuliah ST Lee tentang Asia dan Pasifik:

Seri ST Lee Lecture didirikan setelah mendapat sumbangan dari Dr Seng Tee Lee (ST Lee) dari Lee Foundation di Singapura. Ini mendukung kuliah tahunan yang memberikan kesempatan bagi tokoh terkemuka dari Asia Pasifik untuk berbicara tentang perkembangan atau tren di kawasan ini.

927