Jakarta, Gatra.com - PT Pertamina (Persero) dan Chevron New Energies International Pte.Ltd menjalin kerja sama pengembangan teknologi carbon capture. Kerja sama itu disepakati melalui penandatanganan Joint Study Agreement (JSA) untuk mengkaji kelayakan carbon capture storage and carbon capture, utilization, and storage (CCS/CCUS) di Kalimantan Timur.
Senior Vice President (SPV) Riset dan Teknologi Pertamina, Oki Muraza mengatakan pihaknya berkomitmen mendukung ambisi Pemerintah RI mencapai target net zero emission (bebas emisi) pada 2060.
"Kesepakatan dengan Chevron New Energies ini sangat positif dan menunjukkan keseriusan Pertamina dalam menindaklanjuti rencana program transisi energi dan dekarbonisasi," kata Oki dalam keterangannya, Selasa (7/3).
Diketahui, kerjasama pengkajian kelayakan CCS/CCUS itu merupakan kesepakatan kedua antara dua perusahaan energi tersebut. Sebelumnya, kesepakatan pertama diumumkan pada perhelatan B20 di Bali pada November 2022 lalu. Pertamina Power Indonesia dan Keppel Infrastructure telah menjajaki pengembangan proyek hidrogen hijau dan amonia hijau menggunakan energi terbarukan di RI.
"Kolaborasi yang diumumkan di Washington, D.C., pada Mei 2022 untuk menjajaki potensi peluang bisnis rendah karbon di Indonesia," terang Oki.
Sementara itu, Vice President CCUS Chevron New Energies, Chris Powers mengatakan kesepakatan baru tersebut menjadi momentum memajukan target energi Indonesia yang rendah karbon. Menurutnya, Chevron telah bermitra hampir satu abad dengan Indonesia dalam hal pemenuhan energi di RI.
"Kami memiliki kemampuan yang unik dan pemahaman mendalam tentang geologi Indonesia untuk mendukung pemanfaatan CCS/CCUS. Bersama-sama, kita dapat memanfaatkan kekuatan kolektif kita untuk membuka peluang baru bagi Indonesia," ujar Chris.
Menanggapi kerjasama Pertamina dan Chevron, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pihaknya telah menyelesaikan harmonisasi regulasi CCS/CCUS. Ia menilai CCS/CCUS menjadi inisiatif penting untuk pemerintah dalam program dekarbonisasi. Ia berharap kedepannya bakal lebih banyak lagi pengembangan proyek-proyek serupa di Indonesia.
"CCS/CCUS akan menjadi jembatan yang dapat menjamin pertumbuhan industri Indonesia sekaligus memastikan emisi karbon terkunci dengan baik," imbuh Arifin.