Jakarta, Gatra.com - Sebanyak sekitar 10 orang dilaporkan meninggal dunia usai bencana tanah longsor menerpa Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Senin (6/3).
Namun demikian, Kepala Bidang Kedaruratan Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Riau Junainah mengatakan, data korban meninggal dunia masih berpotensi berubah. Pasalnya, proses evakuasi tersebut masih terus berlangsung.
"Baru perkiraan. Kemungkinan data dapat berubah-ubah. Informasi terakhir tadi memang sudah ada kantong jenazah sebanyak 10 kantong yang sudah terisi," jelas Junainah dalam keterangannya, Senin (6/3).
Junainah mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat proses pencarian dan pertolongan korban menjadi terhambat. Beberapa di antaranya seperti kondisi cuaca, sulitnya akses, serta jaringan telekomunikasi yang terputus. Terlebih, sulitnya akses dan faktor jaringan tersebut juga menghambat tim dalam pelaporan data, sehingga pemutakhiran data belum dapat dilakukan secara maksimal.
"Cuaca berubah-ubah. Angin masih kencang. Ombak sedang tinggi. Lokasi berada di beda pulau dari pusat pemerintahan Kabupaten Natuna. BPBD Provinsi tetap standby," jelas Junainah.
"Sekarang masih evakuasi. Semua unsur mulai dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri dan relawan masih proses evakuasi. Jaringan terputus sehingga laporan terbaru," imbuhnya.
Adapun, berdasarkan laporan yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sore tadi, bencana tanah longsor itu dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi. Hal itu pun diperparah dengan kondisi tanah yang cenderung tidak stabil.