Barcelona, Gatra.com– OPPO berkomitmen untuk menerapkan prinsip carbon neutrality pada seluruh kegiatan operasionalnya di tahun 2050 dan telah mempersiapkan roadmap pengembangan bisnis rendah karbon. OPPO Founder and CEO, Tony Chen mengatakan, OPPO akan menerapkan prinsip carbon neutrality memerlukan tekad dan kesabaran.
"Sejalan dengan misi perusahaan yaitu 'Teknologi untuk Umat Manusia, Kebaikan untuk Dunia', kami berkomitmen untuk menerapkan prinsip carbon neutrality dengan kesungguhan yang sama pada saat kami menciptakan inovasi teknologi,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/3).
Berdasarkan laporan internal yang disusun oleh OPPO, kegiatan operasional pabrik dan pusat data merupakan dua sumber penghasil emisi karbon paling tinggi. Pabrik dan pusat data masing-masing menghasilkan emisi karbon sebesar 62% dan 31,9% dari seluruh kegiatan operasional OPPO.
Selain mendorong pertumbuhan bisnis, OPPO juga menjajaki berbagai inovasi baru untuk memastikan bahwa seluruh manufaktur dan kegiatan usaha menjadi lebih ramah lingkungan. Hingga akhir tahun 2022, OPPO mampu mengurangi emisi karbon hingga 6.000 ton setiap tahunnya. Angka ini setara dengan jumlah emisi karbon yang dapat diserap hutan seluas 3.330 kilometer persegi dalam setahun.
Baca juga: Era Blue Economy, Gubernur Jatim dan Bupati Trenggalek Tanam Terumbu Karang
Sejak tahun 2020, OPPO telah melakukan penghematan energi secara sistematis saat menggunakan mesin produksi di pabriknya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengganti mesin produksi manual dengan mesin produksi otomatis yang cara kerjanya dapat diatur secara real-time sehingga dapat mengurangi konsumsi daya dengan optimal.
Misalnya, dengan menggunakan mesin pemotong sudut otomatis, OPPO mampu menurunkan konsumsi daya hingga 54%.
Selain itu, OPPO sedang mendirikan Binhai Bay Data Centre sebagai pusat data netral karbon pertama dari OPPO yang dikembangkan secara mandiri. Binhai Bay Data Centre ini menggunakan 100% energi terbarukan dan menerapkan teknologi rendah karbon terbaru dan termutakhir. Salah satu teknologi rendah karbon yang sudah diterapkan yaitu immersion cooling yang digunakan untuk kluster server GPU.
Di era digital ini, permintaan teknologi data storage, kecerdasan buatan (AI), dan komputasi berperforma tinggi akan terus meningkat. Dengan demikian, pusat data dan cluster server GPU akan mengonsumsi daya yang lebih tinggi pula. Selain mengatasi tantangan akibat konsumsi daya yang semakin tinggi, OPPO juga harus mencari cara untuk menghilangkan panas secara efisien.
Baca juga: RI Terima Dana Rp718,4 Miliar dari UNDP untuk Aksi Iklim
Sebagian besar pusat data konvensional biasa menggunakan kipas angin, AC, dan peralatan mekanis lainnya untuk mendinginkan ruangan. Sayangnya, hal ini menghabiskan lebih banyak energi dan justru menghasilkan emisi CO2 yang lebih tinggi.
Untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon, OPPO menerapkan teknologi immersion cooling dalam klaster server GPU di pusat data tersebut. Teknologi immersion cooling merupakan proses pendinginan dimana perangkat komputer dicelupkan ke dalam cairan non-konduktif untuk menghilangkan panas selama perangkat komputer tersebut beroperasi.
Dengan immersion cooling, perangkat pendingin konvensional seperti kipas dan AC sudah tidak akan diperlukan lagi. Proses immersion cooling menggunakan cairan khusus untuk mendinginkan perangkat. Saat mendinginkan perangkat, suhu cairan khusus ini akan memanas dan perlu melalui proses sirkulasi agar kembali menjadi dingin.
Setelah dingin, cairan khusus ini akan dialirkan kembali untuk menyerap panas. Panas yang diserap dapat dimanfaatkan sebagai penghangat ruangan dan penyediaan air panas sehingga dapat meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan. Penerapan teknologi immersion cooling mampu menghemat energi hingga 45% dan efisiensi penggunaan daya (PUE) dapat diturunkan menjadi 1,15.
OPPO Binhai Bay Data Center deploys immersion cooling for GPU server clusters Binhai Bay Data Center OPPO menerapkan immersion cooling dalam kluster server GPU
Tak hanya berfokus meningkatkan user experience, OPPO juga terus berinovasi untuk menyediakan produk yang lebih ramah lingkungan. Sejalan dengan tujuan ini, OPPO memprioritaskan sustainability dalam setiap manajemen siklus hidup produk dalam rangka upaya melestarikan lingkungan.
Dalam pengemasan produk, OPPO menerapkan prinsip 3R+1D (reduce, reuse, recycle and degradable) yang ramah lingkungan dan sudah diakui secara internasional. Di tahun 2023, OPPO akan mulai menghilangkan plastik dalam proses pengemasan smartphonenya di Eropa.
Selain itu, OPPO akan mengganti plastik dengan bahan yang 100% biodegradable dan lebih ramah lingkungan. Kemasan yang lebih ramah lingkungan ini terbuat dari 45% serat daur ulang yang dihasilkan dari kertas bekas atau bahan nabati (seperti tebu dan bambu). Hal ini juga diharapkan dapat mengurangi permintaan bahan baku yang kurang ramah lingkungan.
Salah satu terobosan baru OPPO bertujuan untuk meningkatkan daya tahan produknya. Salah satu terobosan ini adalah teknologi Battery Health Engine yang mampu dapat mempertahankan 80% kapasitas baterai asli hingga 1600 kali pengisian daya. Battery Health Engine dapat memperpanjang masa pakai baterai secara signifikan.
Baca juga: Jerman Beri Dana Bantuan untuk Melindungi Hutan Amazon
Limbah elektronik merupakan kategori limbah rumah tangga dengan pertumbuhan tercepat. Dalam lima tahun terakhir, jumlah limbah elektronik yang dihasilkan secara global telah meningkat sebesar 21%. Untuk mengatasi masalah pencemaran limbah elektronik, OPPO telah menciptakan sistem daur ulang produk dan meluncurkan layanan tukar tambah di pasar dalam negeri maupun internasional untuk mendorong pengguna agar mendaur ulang.
Pada tahun 2021, sebanyak 1,2 juta ponsel dengan berat total 216 ton telah didaur ulang di China. Jumlah ini meningkat menjadi 1,3 juta ponsel dengan berat 240 ton pada tahun 2022. Di UE dan wilayah lainnya, OPPO berpartisipasi dalam program Green Dot dan bermitra dengan perusahaan daur ulang profesional untuk mendaur ulang produk bekas.