Pati, Gatra.com - Kemacetan Jalan Pantura Pati - Rembang mencapai puncaknya, Kamis (2/3). Hari ini, diperkirakan kendaraan yang mengular mencapai panjang 30 kilometer di jalur Pantura Timur, Jawa Tengah.
Berdasarkan pantauan, kemacetan sudah terjadi mulai Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kabupaten Pati hingga Rembang Kota, Kabupaten Rembang.
Kemacetan ini terjadi imbas penggantian Jembatan Callender Hamilton Bridge (CHB) di Kecamatan Juwana (Pati), perbaikan Jalan Pantura Pati - Rembang yang berlokasi di Kecamatan Batangan (Pati), kerusakan jalan, serta curah hujan yang tinggi pada hari ini.
Mawan, salah satu sopir kendaraan tonase yang terjebak macet mengatakan, macet sudah terjadi sejak timur Perempatan Tanjang JLS. Masuk ke wilayah itu saja, kendaraannya sudah tak bergerak berjam-jam.
Dijelaskannya, hanya menempuh jarak 2 kilometer saja, kendaraan setidaknya membutuhkan waktu empat jam lamanya. Biaya perjalanan pun membengkak akibat terjebak macet.
"Saya dari Jakarta mau ke Surabaya. Sudah masuk JLS macetnya. Baru empat jam baru sampai sini. Ini pengaruh uang makan dan solar lah. Sehari butuh makan Rp150.000, ini kemungkinan bisa lebih karena masih panjang. Belum lagi solarnya," ungkapnya di lokasi.
Keluhan yang sama juga dikatakan Wahyu, sopir truk asal Brebes dengan tujuan Pasuruan, Jawa Timur. Ia mengaku sudah terjebak macet selama lima jam.
"Solarnya pasti lebih dari estimasi, biasanya saya Rp2 juta kesana ini paling tidak keluar Rp2,5 juta untuk solarnya, belum makan dan lainnya," jelas pria berumur 45 tahun itu.
Sopir bus AKAP, Adi mengaku memerlukan waktu 13 jam perjalanan dari Kota Semarang ke Kota Surabaya. Waktu yang diperlukan ini lebih panjang dibanding biasanya yang hanya tujuh jam saja.
"Mau tidak mau harus lewat sini kan biar pun macet, gimana lagi jalan alternatif juga tidak bisa dilewati karena banjir. Harapannya ya segera lancar. Jembatan dan perbaikan Pantura Batangan segera selesai, agar enggak macet kayak gini," ungkapnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Operasional (Dalops) Dishub Pati, Nita Agusningtyas menuturkan, kemacetan disebabkan karena kerusakan jalan di area Juwana terlebih setelah beberapa hari diguyur hujan deras.
"Macet karena jalan rusak, hujan terus, jadi tambah rusak. Sebagian bahu jalan tidak bisa dilewati kendaraan sehingga antre, lebih karena hujan sama volume kendaraan berat yang sangat banyak," jelasnya.