Jakarta, Gatra.com– Beberapa waktu lalu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memaparkan data bahwa kasus diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali lipat di tahun ini, jika dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu di tahun 2010. Tentu ini menjadi cambukan bagi para orang tua untuk lebih memahami apa itu diabetes dan bagaimana anak bisa terkena masalah kesehatan yang satu ini.
Dalam Instagram Live Teman Parenting bersama Dr. dr. Andi Nanis Sacharina M, Sp.A (K)., ia menjelaskan kalau dulu masih banyak anggapan anak-anak tidak bisa terkena diabetes. Seiring berkembangnya zaman dan kemudahan mendapatkan informasi, orang-orang pun sekarang mulai semakin sadar kalau anak-anak juga bisa terkena diabetes selayaknya orang dewasa
“Sebetulnya yang dijelaskan itu adalah angka prevalensi, ya. Angka prevalensi itu adalah angka kejadian anak diabetes baru dan lama,” ungkapnya dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (2/2).
Kendati demikian, dr. Nanis menganggap angka tersebut belum tercatat dengan baik karena data yang diambil masih di kota-kota besar. “Nah, yang di daerah-daerah yang pencatatannya tidak sampai atau tidak terdiagnosis itu pasti juga ada yang terlewat. Jadi, mungkin saja (angkanya) malah bisa lebih tinggi," jelas dr. Nanis.
Menurut dr. Nanis, ada dua tipe diabetes, yang pertama diabetes tipe 1 dan yang kedua diabetes tipe 2. Dari kedua jenis tersebut, anak-anak paling sering mengalami diabetes tipe 1, yakni sekitar 90-95%.
Pada anak dengan risiko diabetes tipe 2, salah satu ciri tanda khas yang terlihat adalah munculnya penebalan kulit dan lebih itam di area belakang leher, ketiak, dan lipatan paha. Biasanya, ini terlihat pada anak yang cenderung kegemukan maupun obesitas.
Tanda tersebut kerap disalahartikan sebagai daki. “Itu bukan daki, tetapi tanda anak sudah mulai resisten dengan insulin,” jelas dr. Nanis.
Terakhir, anak-anak yang lahirnya kecil juga berisiko mengalami diabetes. Jadi jika anak berat lahirnya kurang dari 2.500 gr dan panjang lahirnya kurang dari 48 cm, kemudian setelah lahir berat badannya naik terlalu cepat, perlu dipantau secara saksama.
Orang tua perlu curiga jika:
- Anak yang awalnya tidak pernah ngompol, tiba-tiba ngompol lagi.
- Anak cenderung lebih lemas, tidak bergairah, tidak seperti biasanya, dan kurang aktif.
- Anak jadi sering haus karena sering buang air kecil.
- Anak sering kelaparan dan makan, tetapi berat badannya tidak naik.
Diabetes pada Anak Belum Bisa Disembuhkan, tetapi Bisa Dikontrol
Sampai saat ini, belum ditemukan terapi definitif yang betul-betul mampu mengembalikan fungsi pankreas, sehingga yang ada sekarang baru membuat gula darah atau metabolik terkontrol. Untuk itu, tindakan preventif adalah yang utama dalam memerangi diabetes pada anak.
Bila anak didiagnosis diabetes tipe 1, maka:
- Ia sudah harus mulai disuntik insulin.
- Atur pola makan, terutama karbohidrat, menyesuaikan dosis insulin yang diberikan.
- Perlu melakukan pemeriksaan gula darah 4-7 kali dalam sehari.
- Mengatur aktivitas fisik.