Home Kebencanaan 30 Hektar Sawah di Sukoharjo Tercemar Limbah Etanol

30 Hektar Sawah di Sukoharjo Tercemar Limbah Etanol

Sukoharjo, Gatra.com - Pencemaran lingkungan kembali ditemukan di Kabupaten Sukoharjo. Ya, baru-baru ini, petani Desa Bugel, Kecamatan Polokarto, dikeluhkan dengan adanya limbah etanol dan printing yang dibuang ke saluran irigasi. Akibatnya, 30 hektar tanaman padi di desa setempat terdampak limbah itu.

Ketua Gabungan Petani Pemakai Air Kabupaten Sukoharjo Jigong Sarjanto mengatakan, permasalahan limbah etanol bukan hari ini saja. Melainkan sudah terjadi sejak belasan tahun lalu. 

"Masalah ini bukan kemarin perajin ciu buang limbah, lalu hari ini petani protes ada limbah. Tapi, terjadi sudah 10 sampai 15 tahun lalu," kata Jigong, Kamis (2/3/2023).

Menurut Jigong, yang perlu digaris bawahi adalah kesadaran bersama menjaga lingkungan hidup. Kata dia, saluran irigasi adalah saluran yang diperuntukan bagi petani untuk menjaga kelangsungan hidup tanaman padi dan hasil pertanian lain.

"Saluran irigasi ya untuk pertanian, tidak diperuntukan bagi pembuangan limbah," terangnya.

Jigong tidak mempermasalahkan usaha yang dilakoni para perajin etanol dan printing. Namun Jigong mengajak, antara petani, perajin dan pengusaha printing agar tidak saling mengganggu hajat hidup masing-masing.

"Petani pasti tahu, air kok warnanya tidak jernih, kadang hitam, biru, merah. Kami tidak mempermasalahkan usaha penjenengan, silahkan berusaha. Tapi, mari kita benar-benar menjaga komitmen untuk menjaga lingkungan untuk anak cucu kita. Jangan sampai kita disalahkan anak cucu kita karena tidak bisa menjaga lingkungan," ucap Jigong.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Perajin Etanol Polokarto, Agus Hariyanto, mengakui bahwa ada anggota paguyuban yang masih ngeyel membuang limbahnya ke saluran irigasi. Untuk itu, paguyuban berkomitmen untuk melaksanakan hasil keputusan bersama ini.

"Perajin etanol se-Polokarto ada 75 yang masuk paguyuban. Ya memang ada perajin yang ngeyel. Kami akan komitmen untuk melakukan hasil keputusan hari ini," ungkapnya.

Agus menyebut, di paguyuban sudah ada kesepakatan bahwa limbah akan diambil secara kolektif oleh pihak ketiga. Oleh pihak ketiga, kata dia limbah etanol dijual ke daerah Jawa Timur untuk dijadikan pupuk.

"Sudah ada yang keliling mengambil limbah. Per 1 kubiknya perajin harus membayar Rp 30 ribu. Tapi ya itu tadi, masih ada yang ngeyel," ujarnya.

Hal yang sama disampaikan pengusaha printing Toriq, bahwa pihaknya akan membuat saringan dan bak penampungan limbah.

Sementara itu Camat Polokarto Hery Mulyadi menambahkan, bahwa semula pihaknya menerima aduan bahwa 30 hektar sawah di Desa Bugel tercemar limbah etanol dan printing. Kemudian, pihaknya bersama Danramil 11/Polokarto, Kapolsek Polokarto mengumpulkan petani, perajin etanol, pengusaha printing untuk membuat kesepakatan bersama. 

Salah satu kesepakatannya, mulai Rabu (1/3/2023) kemarin ada yang membuang limbah ke saluran irigasi atau saluran lain yang akhirnya ke saluran irigasi. 

"Kita juga minta para Kades untuk membuat Perdes, supaya ada payung hukumnya makin kuat," tandas Hery Mulyadi.
 

592