Home Internasional Australia Tambah Dukungan Militer untuk Ukraina, Jatuhkan “Bom” Sanksi pada Rusia

Australia Tambah Dukungan Militer untuk Ukraina, Jatuhkan “Bom” Sanksi pada Rusia

Canberra, Gatra.com – Satu tahun invasi Rusia ke wilayah Ukraina ditandai dengan eskalasi konflik dengan korban perang yang terus berjatuhan. Dunia mengutuk kekejaman perang di zaman modern yang berdampak pada keruntuhan ekonomi dan tatanan sosial masyarakat. Sejumlah negara dengan tegas menyatakan dukungannya untuk kebebasan Ukraina dan penerapan demokrasi yang penuh di negara tersebut tanpa ada ancaman dari negara lain.

Bertepatan dengan babak satu tahun Ukraina, Pemerintah Australia menegaskan dukungannya kepada Ukraina dengan menambah dukungan militer kepada Kiev dan sanksi kejahatan perang untuk Rusia. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan, satu tahun invasi dapat dimaknai sebagai sejarah memilukan bagi rakyat Ukraina.

“Satu tahun setelah invasi Rusia yang tidak beralasan, tidak dapat dibenarkan, dan melanggar hukum, dampak yang ditimbulkan oleh agresi Rusia tak terhitung nilainya,” ujar Anthony dalam keterangan resminya. Ia memuji sikap pemimpin Ukraina yang mampu memberikan semangat dan ketangguhan bagi masyarakat Ukraina semasa konflik perang.

“Dalam menghadapi agresi Rusia, rakyat Ukraina-yang dipimpin dengan tegas oleh Presiden Zelenskyy-telah menunjukkan kekuatan dan keberanian yang luar biasa. Kami terus berada bersama Ukraina,” kata Anthony.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (Doc. REUTERS/Jaimi Joy)

Ia mengungkapkan, Pemerintah Australia berduka atas kerugian tak terhitung yang dialami Ukraina. “Kami menghormati tekad dan kekuatan yang tak tergoyahkan dari rakyat Ukraina dalam melawan agresi Rusia yang terus berlanjut. Kami bangga berada bersama Ukraina dalam mempertahankan rakyatnya, wilayahnya, dan kedaulatannya,” ucapnya.

Wakil Perdana Menteri Australia, Richard Marles menyatakan, Australia akan menyediakan lebih banyak Sistem Udara Tanpa Awak untuk Pemerintah Ukraina menanggapi permintaan Kiev. “Dukungan ini akan memberikan kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian di medan perang kepada Angkatan Bersenjata Ukraina saat mereka terus berjuang melawan agresi Rusia yang tidak beralasan,” ucap Richard.

Atas alasan tersebut, Pemerintah Australia akan memberikan tambahan Sistem Udara Tanpa Awak (UAS) untuk Ukraina. Sistem tersebut memberikan kemampuan intelijen, kemampuan pengawasan, dan pengintaian di medan perang untuk Angkatan Bersenjata Ukraina saat mereka bertempur.

Bantuan militer tidak hanya diberikan Australia, bertepatan dengan satu tahun invasi, Inggris melatih sekitar 200 prajurit baru Ukraina di gelombang pertama. Pelatihan militer yang dijalankan Inggris juga didukung oleh personel Pasukan Pertahanan Australia sebagai bagian dari Operasi Kudu—kontribusi Australia untuk program pelatihan multinasional yang dipimpin Inggris.

Tentara Ukraina Melakukan Operasi Pengamanan Wilayah (Doc. REUTERS)

“Pengumuman ini bertepatan dengan kelulusan pertama tentara Ukraina yang dilatih Australia sebagai bagian dari upaya pelatihan multinasional yang dipimpin Inggris untuk Angkatan Bersenjata Ukraina,” kata Richard.

Richard menambahkan, pasukan didikan militer Inggris dan Australia tersebut memiliki kualifikasi dan kemampuan yang mumpuni untuk bertarung dengan pasukan elite Rusia. “Mereka pulang dengan keterampilan dan pengetahuan yang akan menyelamatkan banyak nyawa ketika mereka berperang melawan Rusia,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong mengatakan, Pemerintah Australia mengumumkan sanksi tambahan terhadap Rusia yang tidak punya iktikad menghentikan invasi atau operasi militer khusus ke Ukraina. Negeri Kangguru memberlakukan sanksi keuangan dengan target lebih lanjut dan larangan perjalanan terhadap 90 orang, dan sanksi keuangan dengan target terhadap 40 entitas.

Target sanksi baru ini termasuk untuk para menteri Rusia yang berwenang atas energi, sumber daya alam, industri, pendidikan, tenaga kerja, migrasi, dan kesehatan. “Australia menjatuhkan sanksi tambahan, menargetkan mereka yang berada di Pemerintah Rusia yang membantu memperpanjang perang ini, mereka yang mendanai perang ini, dan mereka yang menyebarkan kebohongan untuk membenarkan perang ini,” ujar Penny.

Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong (Doc. Foreignminister.gov.au)

Penny menjelaskan, sanksi dijatuhkan terhadap orang dan badan yang terlibat dalam kegiatan yang memiliki kepentingan ekonomi dan strategis bagi Rusia atau yang mengancam integritas teritorial atau kedaulatan Ukraina. Pemerintah Australia turut mengumpulkan daftar baru yang terdiri dari pihak atau entitas yang mendukung Presiden Putin dan para pelaku utama dalam industri pertahanan Rusia.

Diketahui, sanksi dan daftar hitam diberlakukan Australia untuk sejumlah perusahaan alutsista dan proyek strategis Rusia. Di antaranya, Kalashnikov Concern (Produsen senjata terbesar di Rusia), Admiralty Shipyards (Pengembang kapal selam), Tupolev (Perusahaan penerbangan), Makeyev Rocket Design Bureau (Perancang rudal), dan Kurganmashzavod (Produsen kendaraan tempur infanteri).

“Sanksi Australia terhadap Rusia adalah yang terbesar. Ini mencerminkan dukungan kami terhadap rakyat Ukraina dan atas norma-norma dasar kedaulatan dan integritas teritorial,” tegasnya. Menlu Penny menyerukan kepada Rusia untuk segera menarik pasukannya dari wilayah Ukraina dan mengakhiri perang.

280