Solo, Gatra.com – Peringatan kenaikan takhta GPAA Mangkunegara X dilaksanakan di Pendapa Ageng Pura Mangkunegaran pada Rabu (1/3). Pada peringatan kenaikan takhta yang pertama ini, penguasa Mangkunegaran tersebut memberikan gelar pada Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Upacara peringatan kenaikan takhta atau Tingalan Wiyosan Jumenengan Dalem ini menampilkan Bedaya Anglir Mendung. Tarian sakral dari Pura Mangkunegaran ini hanya ditarikan pada saat tertentu saja, seperti upacara kenaikan takhta dan peringatan kenaikan takhta.
Tarian diiringi gamelan Kyai Kenyut Mesem dan dibawakan oleh tujuh orang penari selama 45 menit.
Usai tarian berakhir, KGPAA Mangkunegara X memberikan sabda. Ia membacakan sabda di depan para tamu undangan, kerabat dalem, abdi dalem, hingga projo yang hadir.
”Bersama-sama kita menjaga kebudayaan sesuai falsafah Tri Dharma Mangkunegara. Keberhasilan adalah motivasi bagi kita semua untuk mengembangkan Projo Mangkunegara sesuai dengan induk kebudayaan yang terus berkembang dalam kebudayaan bangsa, khususnya kebudayaan Jawa,” katanya.
Menurutnya, budaya harus tetap berkembang, sehingga bisa menjadikan nilai-nilai budaya menjawab masalah sehari-hari. Budaya harus tetap berkembang dan digunakan dalam kehidupan. "Tidak ada yang lebih berharga dari kita semua bersatu,” katanya.
Selain pembacaan sabda, KGPAA Mangkunegara X memberikan gelar atau kekancingan untuk para abdi dalem. Ada pula tokoh dari luar yang mendapat gelar, salah satunya Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai Kanjeng Pangeran Haryo.
Acara ini dihadiri sejumlah tokoh. Selain Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, hadir pula mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono dan putri Hendropriyono sekaligus istri Mantan Panglima TNI Jendral Andika Perkasa, Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono. Pakubuwana XIII tampak hadir bersama Gusti Kanjeng Ratu Pakoebuwono Putra Mahkota Keraton Solo KGPAA Hamengkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram.