Pati, Gatra.com - Ribuan rumah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terendam banjir. Bencana tersebut akibat dari cuaca ekstrem yang melanda wilayah Bumi Mina Tani, beberapa pekan belakangan, ini.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya mengatakan, ada sebanyak 18 desa dari enam kecamatan yang terendam banjir di penghujung bulan Februari ini.
"Desa-desa yang dilanda banjir yakni, Banjarsari, Mintobasuki, Tanjang, Babalan, Kosekan (Gabus), Karangrowo, Ngastorejo dan Glongggong (Jakenan)," ujarnya, Selasa (28/2).
Kemudian, lanjut dia, Desa Doropayung, Bumirejo, Kedungpancing dan Jepuro (Juwana), Desa Gajahmati dan Mustokoharjo (Pati Kota). Desa Gadudero dan Kasiyan (Sukolilo). Terakhir Desa Banyutowo dan Dukuhseti (Dukuhseti).
Baca Juga: Pati Dikepung Banjir, 11 Desa Terendam
"Ini akibat curah hujan tinggi sehingga mengakibatkan Daerah Aliran Sungai (Das) di wilayah Pati tidak mampu menampung debit air hujan dan meluap menggenangi beberapa wilayah," terangnya.
Tidak hanya menggenangi permukiman, banjir juga menghambat sejumlah akses jalan, serta merendam ribuan hektare lahan pertanian. Ketinggian pun bervariasi di masing-masing wilayah, mulai dari 2 - 180 sentimeter. Meski begitu berdasarkan catatan, belum ada warga yang mengungsi.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Doropayung, Sugeng Legiyanto mengungkapkan, di wilayahnya saja sedikitnya 586 rumah tergenang. Dengan ketinggian air mulai 25 - 60 sentimeter di dalam rumah.
"Data per Selasa ini, jumlah yang terdampak 586 rumah, itu terdiri dari 632 KK dengan jumlah jiwa 1.896. Kemudian air masuk rumah sebanyak 124 rumah terdiri dari 168 KK dengan jumlah 504 jiwa," ungkapnya.
Baca Juga: Banjir Bandang 2 Meter di Kabupaten Pati, Eksploitasi Gunung Kendeng Jadi Pemicu
Tidak hanya itu, sejumlah fasilitas umum turut terendam banjir. Seperti Musala, Vihara, dan sekolahan. Khusus di lokasi ini, ketinggian air mencapai 75 sentimeter.
"Banjir ini akibat luapan Sungai Silugonggo dan Simo. Adanya intensitas hujan yang tinggi serta limpasan Waduk Seloromo dan Waduk Gembong, sehingga membuat aliran kedua sungai ini meluap dan meluber ke permukiman," bebernya.