Jakarta, Gatra.com - Upaya SCG dalam mendukung net zero emission dilakukan dengan berbagai cara. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak mendukung energi berkelanjutan, Presiden Direktur PT SCG Indonesia Chakkapong Yingwattanthaworn menerangkan bahwa upaya ini dilakukan melalui program environmental, social, and corporate governance (ESG) 4 Plus.
"Tahun 2050, harus net zero emission, sepuluh tahun lebih cepat dari yang ditargetkan pemerintah. Cepat atau lama, ada proses gimana kami mengganti batu bara dengan alternatif fuel," ujarnya dalam Media Interview Inovasi Teknologi dan Penerapan ESG 4 Plus di Jakarta, Selasa (28/2).
Proses penggantian batu bara sebagai bahan baku akan dilakukan secara bertahap. Bahan alternatif seperti sampah menjadi salah satu yang dioptimalkan dalam memproduksi energi yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pengerjaan produk.
"Tidak bisa sampah langsung dipakai. Butuh teknologi, investasi, penelitian. Kami harus investasi bagaimana menggunakan waste untuk jadi energi," ucapnya.
Kerangka kerja ESG 4 Plus sendiri merupakan penerapan prinsip ESG oleh SCG yang dilakukan melalui serangkaian inovasi pada teknologi produksi, produk, dan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Chakkapong menerangkan bahwa ini menjadi acuan perusahaan dalam menjalankan operasi bisnisnya yang menyeimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Seperti diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang menyetujui Paris Agreement. Salah satu komitmen utamanya yakni menjaga kenaikan suhu bumi rata-rata yang tidak mencapai dua derajat celcius. Indonesia berkomitmen untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060 mendatang.
Ia menerangkan bahwa upaya go green dilakukan dengan memproduksi produk yang ramah lingkungan. Ini dihasilkan melalui berbagai produk seperti semen, bahan material, hingga packaging.
Selain itu, pihaknya juga melakukan upaya dalam membangun daerah sekitar. Ini diterapkan dengan menguatkan sumber daya manusia, serta membangun desa mandiri.
Untuk mencapainya, diperlukan kerja sama antar seluruh pihak. Ini dilakukan dengan membangun komunikasi intens.
"Kolaborasi, bagaimana kami bekerja sama dengan stakeholder, baik internal dan eksternal. Gimana karyawan ada visi yang sama. Untuk pemerintah, kerja sama penting, kami perlu dukungan," pungkasnya.