Jakarta, Gatra.com - Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Wachid mendukung langkah Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia genjot komitmen investasi di 2023 dalam menjalankan roadmap hilirisasi industri sebagai wujud transformasi ekonomi di Indonesia.
Menurutnya, kebijakan pemerintah melakukan hilirisasi terhadap beberapa komoditas unggulan seperti bauksit, timah, hingga tembaga mendapat dukungan penuh. Pasalnya lewat kebijakan hilirisasi, ekonomi nasional terus tumbuh, peluang lapangan kerja terbuka dan meningkatnya investasi di Indonesia.
“Hilirisasi itu menurut saya sebuah keharusan, memang harus disegerakan dengan roadmap yang jelas, kalau nggak kita akan terlambat oleh waktu dan pasar. Kalau tidak disegerakan minimal hilirisasi itu apa yang sudah direncanakan on the track kira-kira begitu, kalau nggak kita ya digilas pasar,” kata Anggota DPR RI Abdul Wachid saat dihubungi, Jumat (24/2).
Politisi PKB ini mendukung penuh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mempercepat hilirisasi, dan harus didukung penuh oleh kementerian lainnya agar kebijakan hilirisasi ini cepat terealisasi. Dukungan kementerian lain ini agar mempermudah para investor berinvestasi di Indonesia, terkhusus soal perizinan.
“Kalau mau cepat ya harus memang sinergi, jadi tidak hanya dari satu kementerian tapi semua kementerian melakukan hal yang sama, yang paling penting itu kan kemudahan perizinan, kemudahan pengurusan soal lahan, soal apa itu yang paling penting. Sehingga percepatan itu bisa didesak kalau ada kemudahan baik insentif maupun segala macamnya itu harus diperkuat,” ujarnya.
Dikatakan Anggota Komisi VII DPR RI ini, kebijakan hilirisasi oleh pemerintah tidak akan berjalan baik jika dukungan dari kementerian lain tidak ada, dan hilirisasi ini hanya menjadi slogan semata.
“Kalau nggak ada perbaikan di sisi itu, artinya rencana kita untuk hilirisasi ini begini saja, sekedar slogan. Kita nggak mau itu, kita mau hilirisasi terwujud karena parameter dari add value soal pertumbuhan itu diukur dari seberapa besar investasi kita yang bisa meningkatkan nilai tambah. Nilai tambahnya baik itu dari sisi peluang tenaga kerja maupun dari sisi fiskalnya,” jelasnya.
Menurut Abdul Wachid, optimisme pemerintah harus linear dengan kebijakan konkrit di lapangan agar target tercapai, yakni meningkatnya ekonomi nasional, terbukanya lapangan kerja dan terutama adalah hilirisasi itu sendiri.
“Kalau saya melihat bahwa optimisme tidak selalu memberikan linear terhadap realisasi optimisme itu, namun demikian juga harus dievaluasi terus agar optimisme sesuai dengan target. Menurut saya optimisme itu bagian dari rangkaian kerja, namun tidak boleh terlena walaupun 2023 ini menunjukkan perbaikan ekonomi tetapi target-target harus tercapai, terutama hilirisasi,” jelasnya.
“Karena hilirisasi itu kan add valuenya sangat tinggi, baik dari sisi tenaga kerja finansial maupun dari sisi ukuran keuangan kita,” tambahnya.
Abdul Wachid pun meminta agar Menteri Investasi memudahkan perizinan bagi para investor dan memberikan insentif kepada para calon investor, terutama bagi investor dalam negeri.
“Masukkan yang paling penting itu bahwa permudah semua perizinan, sesudah itu berikan insentif, itu saja sebenarnya perbaikannya. Kalau perizinan masih juga tidak ada kemudahan, selain itu tidak ada jaminan insentif, Saya rasa itu susah untuk mendorongnya,” tutupnya.