Home Nasional Marwan Batubara Curiga Ada Motif Politik di Balik Keketuaan Erick Thohir di PSSI

Marwan Batubara Curiga Ada Motif Politik di Balik Keketuaan Erick Thohir di PSSI

Jakarta, Gatra.com - Ketua Front Kedaulatan Negara (FKN) Marwan Batubara mengatakan motif terpilihnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) harus ditelusuri. 

"Kalau kepentingan bangsa dan negara, motifnya adalah prestasi dan nama baik. Kita mau PSSI maju, ikut kompetisi dan menang di mana-mana, kemudian peringkat FIFA naik," ujar Marwan dalam webinar bertajuk "Menelisik Motif di Balik Pemilihan Pimpinan PSSI", Kamis (23/2).

Namun, Marwan menilai ada motif politik di balik terpilihnya Erick. Ia menduga adanya kemungkinan posisi Erick sebagai Ketua PSSI digunakan untuk mendapat dukungan seluas mungkin dalam rangka menuju pemilihan umum (pemilu) serentak pada 2024 mendatang.

Baca Juga: Erick Thohir: PSSI Siap Beri Kartu Merah untuk Mafia Sepak Bola!

"Saya khawatir motif ini lebih dominan dibandingkan untuk kita meraih prestasi. Prestasi hanya jadi bumbu-bumbu, dan itu yang dipakai untuk mengampanyekan ke rakyat," ucap Marwan.

Marwan meminta adanya pengawasan dari seluruh pihak, terutama lembaga penegak hukum. Selain itu, ia mendorong Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menelusuri keabsahan ini, terutama dengan adanya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara Pasal 23 yang menyatakan, “Menteri dilarang merangkap jabatan sebagai: a. pejabat negara lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; b. komisaris atau direksi pada perusahaan negara atau perusahaan swasta; atau. c. pimpinan organisasi yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah”.

Kendati begitu, Marwan mengatakan seluruh pihak sepakat kepemimpinan PSSI perlu diganti secara total sebab banyak masalah yang menyertai kepemimpinan sebelum-sebelumnya. Ia menyinggung Kasus Kanjuruhan, dugaan pengaturan skor, hingga mafia bola yang selama ini menghantui PSSI.

74