Jakarta, Gatra.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan Golkar punya peluang besar mempertahankan posisi pada Pemilu 2024 mendatang. Ini karena, kuat mempromosikan dan juga kerja keras mesin partai.
“Golkar di 2024 dalam catatan survei masih cukup kuat, dan potensial mempertahankan posisi kedua di parlemen, situasi ini karena kuatnya merek politik Golkar, dan masih miliki basis loyalis yang cukup besar,“ tegas Dedi dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (22/2).
Maka tidak heran kata dia, jika dalam survei Litbang Kompas terbaru, Golkar masih berada di posisi yang bagus, elektabilitasnya 9%. Angka ini naik 1,9% dibandingkan survei sebelumnya yakni 7,9%. “Juga ini menandai jika mesin partai masih cukup andal menghadapi kontestasi dengan partai-partai baru,” jelas Dedi.
“Justru, Airlangga ini memiliki kekuatan, ia nyaris dianggap berhasil menyatukan friksi di Golkar. Situasi ini tentu prestasi karena sebelumnya Golkar dianggap memiliki tradisi konflik. Jika Airlangga berhasil sampai pemilu mempertahankan Golkar tetap solid, maka semakin besar optimisme itu,” ungkap Dedi lagi.
Pun berdasarkan Munas Partai Golkar, sudah resmi mengajukan Ketum Airlangga sebagai Capres 2024. Dia menilai, Airlangga memiliki peluang untuk maju sebagai RI-1 dengan pengalaman yang dia miliki sebagai politisi maupun sebagai Menko Perekonomian.
Demikian pula jika dia tidak maju, Golkar diperkirakan masih akan berjaya di Pileg dengan ‘mesin yang bekerja keras’. “Ini punya basis pengaruh pada tingkat keterpilihan Golkar secara institusional,” tandas Dedi.
Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Firman Manan menilai kendati merupakan partai nasionalis, Golkar juga dinilai mampu meneguhkan doktrin partai yakni Karya Kekaryaan. Hal itu membuat Golkar tidak mempunyai karakter yang dianggap bermasalah dengan basis pemilih muslim.
"Golkar saya pikir dari dulu memposisikan diri bukan sebagai partai yang sangat ideologis. Artinya kalau kita bicara nasionalis, mereka juga selalu mengatakan bahwa ini partai berideologi Kekaryaan. Golkar tidak menampakkan karakter yang kemudian bermasalah dengan umat Islam," ungkapnya.
Menurut Manan, Golkar juga berpeluang besar untuk meraih suara basis pemilih muslim pada Pemilu 2024. Hal itu jika dibandingkan dengan partai berideologi nasionalis lain.
"Bagi saya, Golkar selama ini dinilai sebagai partai nasionalis tapi sekaligus religius. Tidak juga yang sangat, misalnya kalau kita bicara PDIP, kan berbeda," terangnya.
Manan mengatakan Golkar selama ini menempatkan diri sebagai partai nasionalis yang kental dengan doktrin karya dan kekaryaan. Dibanding partai nasionalis lain, Golkar tidak tampak berjarak dengan umat Islam. Apalagi banyak tokoh Islam yang bergabung di partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Kalau Golkar itu memang relatif di tengah. Memang pasti nasionalis, tapi juga ideologinya Karya-Kekaryaan, dan juga tidak kemudian terlihat berjarak dengan umat Islam. Apalagi banyak tokoh-tokoh Islam di Golkar. Ada tokoh NU, Muhammadiyah, mantan aktivis HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), dan lain-lain," pungkasnya.