Jakarta, Gatra.com - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin berkomitmen untuk melakukan revitalisasi terhadap puskesmas dan posyandu di berbagai daerah di Indonesia. Hal itu merupakan bagian dari salah satu langkah reformasi, yang akan dilakukan dalam lingkup layanan kesehatan primer di Indonesia.
"Posyandu itu kita tata, seluruh 300 ribu dusun, posyandu layanannya kita standarisasikan, dan itu semua siklus hidup. Dari ibu hamil, balita, anak-anak, dewasa, lansia. Biasanya dulu hanya ibu hamil dan anak, sekarang seluruh siklus hidup," tutur Budi Gunadi Sadikin dalam acara CISDI Lokapala 4.0: Saatnya berubah, Rabu (22/2).
Budi juga berkomitmen untuk mengintegrasikan sejumlah institusi kesehatan dengan fungsi pelayanan yang serupa, dalam satu payung institusi yang sama. Hal itu dilakukan guna menyederhanakan pelayanan di tingkat primer agar tidak membingungkan masyarakat.
Baca Juga: Menkes Jelaskan Program Prioritas Kesehatan Pasca Pandemi
Budi mengatakan, pihaknya juga akan melakukan standarisasi terhadap puskesmas yang ada di masyarakat. Semua puskesmas akan dikembalikan kepada fungsi semula, yakni sebagai layanan primer yang promotif dan preventif untuk semua siklus hidup.
"Puskesmas, ini [jumlahnya] 10 ribu, kita standarisasikan juga, dan saya tekankan di sini, semuanya akan dikembalikan ke fungsi awalnya sebagai layanan primer, promotif dan preventif. Bukan kuratif, bukan rumah sakit," kata Budi.
Budi juga berkomitmen untuk merapikan alat-alat laboratorium kesehatan yang berada di puskesmas untuk dapat melakukan pemeriksaan terhadap masyarakat, agar dapat mendeteksi kondisi kesehatan masyarakat. Hal itu berlaku pula pada unit kesehatan di tingkat posyandu.
“Agar masyarakat umum dapat menjadi lebih mudah dalam memperoleh akses pemeriksaan,” katanya.
Baca Juga: Menkes: Jumlah Dokter Gigi di Puskesmas Sangat Minim
Budi mengatakan, semua pemeriksaan di tingkat layanan primer pun diharapkan dapat melibatkan proses digital, sehingga dapat langsung melakukan geo-tagging ke Google.
Dengan demikian, hasil pemeriksaan dari seluruh puskesmas di Indonesia dapat masuk dan terpantau. Hal itu juga memungkinkan Kepala Puskesmas menganalisa atau melihat jenis penyakit yang terdeteksi tinggi di suatu wilayah di Indonesia.
"Enggak kayak sekarang. Saya melihat kondisi puskesmas, saya bingung penyakitnya apa, karena datanya juga enggak ada," ucapnya.
Budi juga mendorong agar sumber daya manusia (SDM) atau dokter yang berkerja di puskesmas untuk memiliki jenjang karier sendiri.
"Itu akan kita dorong. Nanti kita akan bikin dan minta lebih banyak lagi perguruan tinggi-perguruan tinggi yang membuka prodi-prodi, supaya mereka dididik, sehingga banyak dokter-dokter puskesmas yang bagus, enggak usah ambil spesialis, pindah ke rumah sakit," ujarnya.
Budi menambahkan akan melakukan reformasi pada enam titik lingkup kesehatan di Indonesia. Keenamnya adalah lingkup layanan kesehatan primer, layanan kesehatan sekunder, sistem ketahanan kesehatan. Selain itu, sistem pembiayaan kesehatan, sistem sumber daya manusia kesehatan, serta sistem teknologi kesehatan yang melingkupi information technology (teknologi informasi) dan biotechnology (bioteknologi).