Moskow, Gatra.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memuji perlawanan ekonomi Moskow dalam menghadapi sanksi internasional secara besar-besaran, mendorong pengusaha menciptakan peluang bagi perusahaan lokal.
Dalam pidato anti-Barat yang disampaikan beberapa hari sebelum peringatan serangannya ke Ukraina, Putin mengatakan gagalnya sanksi barat dan meminta bisnis Rusia tetap meningkat dengan kembali kepada ibu pertiwi.
“Tujuan dari pekerjaan kami bukanlah untuk beradaptasi dengan kondisi saat ini, tetapi untuk membawa ekonomi kami ke perubahan baru,” kata Putin dalam pidato kenegaraannya, dikutip AFP, Selasa (21/2).
Baca Juga: Putin: Sanksi ke Rusia Mirip Deklarasi Perang
“Ini bukan hanya masalah tantangan, tetapi juga peluang,” tambahnya. Ia menyambut apa yang disebutnya pertumbuhan “kemandirian” ekonomi Moskow dari pasar luar negeri.
Berbicara kepada para pengusaha, dia berkata: “Setiap orang harus memahami bahwa sumber kesejahteraan dan masa depan seharusnya hanya ada di sini, di negara asalnya: Rusia.”
Putin meminta mereka untuk berinvestasi di Rusia sehingga dapat menciptakan negara yang tidak menutup diri dari dunia, tetapi bagaimana menggunakan semua kelebihannya.
Dia mengatakan perusahaan Rusia harus memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan produksi yang paling banyak diminta untuk mengisi “ceruk” yang dibebaskan setelah kepergian perusahaan Barat.
Baca Juga: Putin Kecam ‘Demam Sanksi’ Barat di Forum Timur Jauh
Menurut angka yang dirilis oleh badan negara Rosstat pada Senin, PDB Rusia mengalami kontraksi sebesar 2,1 persen pada tahun 2022 – jauh dari prediksi apokaliptik dari Musim Semi lalu.
“Ekonomi Rusia dan sistem manajemen ternyata jauh lebih kuat dari yang diyakini Barat,” kata Putin.
Dia menuduh negara-negara Barat ingin membuat orang Rusia “menderita.”
“Sanksi anti-Rusia hanyalah sarana. Tapi tujuannya adalah membuat warga kami menderita,” kata pemimpin berusia 70 tahun itu.
Negara-negara Barat memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow setelah Putin meluncurkan operasinya di Ukraina setahun yang lalu.