Trenggalek, Gatra.com– Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa Blue Economy berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan dan peluang kerja lingkungan bahari yang juga memiliki nilai perlindungan terhadap alam. Hal itu ia sampaikan saat menanam terumbu karang di Kawasan Pantai Mutiara Trenggalek, Selasa (21/2) bersama Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin.
“Blue Economy ini adalah pemanfaatan sumber daya laut yang memperhatikan keberlangsungannya. Imbasnya terlihat jelas pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan lapangan kerja di lingkungan bahari yang berdampak positif pada kesehatan ekosistem laut,” jelas Gubernur Khofifah.
“Tata ruang laut ini kita coba kembangkan di Kawasan Pantai Mutiara, Pantai Prigi dan area Trenggalek. Ekosistem laut ini bisa menjadi pintu masuk untuk transisi ke Blue Economy,” lanjutnya.
Baca juga: 'Pengorbanan Seumur Hidup' Ibu Paus Orca untuk Anak Laki-laki
Di Pantai Mutiara, Gubernur Khofifah memperhatikan dan terlibat langsung dalam proses penyiapan terumbu karang untuk ditanam di dasar laut. Rombongan lalu bertolak ke Rumah Apung dan Keramba Jaring Apung, Rehabilitasi Terumbu Karang, Rumah Ikan, dan Underwater Restocking menggunakan perahu cadik.
Berbeda dari biasanya, media dasar penanaman itu berbentuk hati. Ini menyimbolkan cinta masyarakat Jatim, terutama Gubernur Khofifah, kepada alam dan laut beserta biota di dalamnya.
“Ini bentuk dasar media tanamnya menarik sekali. Bentuknya hati, cinta. Ini melambangkan cinta kita semua terhadap terumbu karang dan ekosistem laut di sekitar kita,” ujarnya.
Proses penanaman terumbu karang pun berjalan lancar dengan Cak Ipin sapaan akrab Bupati Trenggalek menyelam untuk meletakkan media tanam yang telah disiapkan oleh Gubernur Khofifah. Penanaman terumbu karang itu sendiri dilakukan di kedalaman 5 meter sampai 6 meter dengan luasan 250 m x 600 m. Sebelumnya, telah dilakukan penanaman terumbu karang di kedalaman 11 m.
Rehabilitasi terumbu karang ini pun bukan pertama kalinya. Tahun 2022 lalu, Pemprov Jatim menginisiasi penanaman terumbu karang di beberapa kabupaten. Yaitu, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Sumenep. Total cakupan rehabilitasi ini sebesar 2,4 Ha.
“Apartemen ikan ini juga akan menghidupkan dan menambah spesies ikan yang selama ini berkembang di kawasan Pantai Mutiara Trenggalek,” ungkapnya.
Baca juga: #GenerasiPilahPlastik: Unilever Indonesia Ajak Masyarakat Pintar Pilah Pilih Plastik
Ekowisata laut ini menjadi hidup mengikuti bantuan yang diberikan oleh Pemprov Jatim. Sejak tahun 2019, Gubernur Jatim itu memberikan bantuan langsung berupa kapal ekowisata bahari, alat selam, alat konservasi penyu, serta sarana budidaya biota laut. Gubernur juga memberikan alat tangkap ikan, pembuatan garam, pengolahan dan pemasaran produk maritim. Ini berimbas pada kebangkitan ekonomi masyarakat pesisir sebab hasil tangkapan dan budidaya mereka kini memiliki nilai tambah dari segi pengemasan.
“Sekarang ini masanya kita bergeser dari Green Economy ke Blue Economy. Kita harus betul-betul memperhatikan kesejahteraan di laut, karena akan berdampak ke kesejahteraan di darat,” ujarnya.
Sejalan dengan Gubernur Khofifah Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyampaikan bahwa dalam rangka menjaga ekosistem bawah laut replantasi terumbu karang di bawah laut kawasan Pantai Mutiara manfaatnya telah dirasakan masyarakat.
“Nelayan sekitar sudah merasakan. Katanya banyak gurita dan ikan-ikan lain yang mulai masuk ke wilayah ini,” ucapnya.
Guna menjaga ekosistem bawah laut yang sudah mulai membaik ini, Cak Ipin bersama Pokmas telah memasang bola-bola merah yang mengapung sebagai tanda bahwa dibawah terdapat rumah ikan dan replantasi terumbu karang. “Juga sebetulnya rumah apung berfungsi sebagai tempat pengawasan,” kata Cak Ipin
Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Rembeng Raya Kacuk Wibisono mengungkapkan bahwa atas bantuan dari Pemprov Jatim banyak sekali manfaat yang dirasakan terutama oleh Pokmas sendiri.
“Karena kita terfokus pada pelestarian bawah laut, jadi dengan bantuan rumah ikan dan transpalansi terumbu karang membuat ekosistem bawah laut di Pantai Mutiara semakin membaik,” katanya.
Baca juga: Kolaborasi Dukung Pengelolaan Sampah Plastik untuk Infrastruktur Berkelanjutan
Hal tersebut disebutkannya karena banyaknya biota laut seperti gurita, ikan momo (sirip kuning) dan ikan-ikan lainnya muncul dilokasi ini.
“Karena dulu ekosistem bawah laut di Pantai Mutiara ini sangat kurang. Tidak banyak terumbu karang dan ikan yang ada disini,” kata Kacuk.
Menurut dia, masyarakat sangat terbantu dengan berbagai macam bantuan dari Pemprov Jatim. "Dari sisi ekosistem bawah laut hingga sektor wisata sangat signifikan kami rasakan. Tapi kami tetap menerapkan fungsi pengawasan baik bawah laut maupun kebersihan pantai,” tutupnya.