Moskow, Gatra.com - Presiden Vladimir Putin menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian kontrol senjata nuklir terakhir yang tersisa dengan Amerika Serikat. Sikap Moskow itu memperingatkan Washington bahwa Rusia telah menempatkan senjata nuklir strategis berbasis darat baru, dalam tugas tempur.
Rusia dan Amerika Serikat masih memiliki banyak senjata nuklir yang tersisa dari Perang Dingin yang jumlahnya saat ini dibatasi oleh Perjanjian START Baru, yang disepakati pada tahun 2010 dan akan berakhir pada tahun 2026.
“Saya terpaksa mengumumkan hari ini bahwa Rusia menangguhkan partisipasinya dalam Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis,” kata Putin kepada elit politik dan militer negaranya, dikutip Reuters, Rabu (22/2).
Baca Juga: Kremlin Persiapkan Pemilu Pilih Kembali Putin Tahun 2024
Pemimpin Rusia itu mengatakan bahwa beberapa orang di Washington berpikir untuk melanjutkan uji coba nuklir dan karena itu kementerian pertahanan Rusia dan perusahaan nuklir, harus siap untuk menguji senjata nuklir Rusia jika perlu.
“Tentu saja, kami tidak akan melakukan ini dulu. Tetapi jika Amerika Serikat melakukan tes, maka kami akan melakukannya. Tidak seorang pun boleh memiliki ilusi berbahaya bahwa paritas strategis global dapat dihancurkan,” ujarnya.
“Seminggu yang lalu, saya menandatangani keputusan untuk menempatkan sistem strategis berbasis darat baru dalam tugas tempur. Apakah mereka akan memasukkan ‘hidung’ mereka ke sana juga, atau apa? Dan mereka berpikir bahwa semuanya begitu sederhana? Apa, apakah kita akan membiarkan mereka masuk ke sana begitu saja?” kata Putin,
Diketahui, perjanjian START Baru membatasi kedua belah pihak untuk tidak mengerahkan lebih dari 1.550 hulu ledak pada rudal balistik antarbenua, rudal balistik kapal selam, dan pembom berat. Kedua belah pihak memenuhi batas hingga pada tahun 2018.
Baca Juga: Putin Sebut Rusia Ingin Mengakhiri Perang di Ukraina
Putin mengumumkan langkah tersebut selama pidato kenegaraan tahunannya di mana dia bersumpah untuk melanjutkan perang Rusia selama setahun di Ukraina dan menuduh aliansi NATO pimpinan AS mengipasi api konflik dalam keyakinan keliru, bahwa itu bisa mengalahkan Moskow dalam konfrontasi global.
Berbicara hampir setahun sejak memerintahkan invasi --yang telah memicu konfrontasi terbesar dengan Barat sejak kedalaman Perang Dingin, Putin mengatakan Rusia akan secara konsisten menyelesaikan tugas yang dihadapi di Ukraina.
Diapit oleh empat bendera tiga warna Rusia di kedua sisinya, Putin mengatakan Rusia condong ke arah Asia setelah Barat ‘memukulnya’ dengan sanksi paling berat dalam sejarah modern.