Jakarta, Gatra.com - Mayoritas pemilih partai politik belum melek tentang media sosial atau medsos. Hal itu berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 25 Januari-4 Februari 2023 ini.
Dari data tersebut, Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengatakan, parpol tetap perlu membangun strategi kampanye di dunia maya.
“Media sosial memiliki karakter sebagai media yang berjejaring. Artinya, unggahan yang disebarluaskan oleh media ini, walaupun tak diakses langsung oleh target khalayaknya tetap mampu merembes, mempengaruhi konstituen bahkan yang kurang melek sosial,” kata Firman dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (21/2).
Firman menambahkan, konstituen dalam kategori ini terpengaruh secara tak langsung lewat perbincangan, atau alih medium dari media sosial ke media media lainnya. “Unggahan unggahan dari media sosial tetap dapat membangun pengaruh yang luas, kepada khalayak,” jelas Firman.
Menurut Firman, media sosial akan memberikan pengaruh yang luas, melengkapi media konvensional. “Jadi, dalam praktiknya, khalayak yang kurang melek media sosial tetap disentuh media sesuai kecenderungan pilihannya (media preference). Dan media sosial tetap difungsikan, walaupun tidak jadi media utama, untuk menciptakan efek tak langsung," ungkap Firman.
Meski demikian, saat dimintai pendapat, Politikus Partai Golkar Emanuel Melkiades Laka Lena mengungkapkan partainya akan menggenjot pemanfaatan media sosial untuk lebih menjangkau para pemilih muda.
"Ketum Airlangga Hartarto sebagai pendorong utama revolusi 4.0 di Indonesia terus mendorong penggunaan digital dalam pengelolaan partai, dalam berbagai urusan. Juga penggunaan medsos dalam menyapa, menjelaskan kinerja, dan menggalang dukungan dari konstituen," terang pria yang akrab disapa Melki kepada wartawan, Selasa (21/2).
Kendati demikian, Golkar juga tidak akan membiarkan pemilih lama. Menurut Melki, Golkar menyiapkan 2 strategi untuk merespon segmen pemilih lama maupun baru. Menurutnya, Golkar tidak akan membuat perbedaan dan akan tetap mewadahi keduanya.
"Ini adalah perpaduan menjaga, merawat yang lama dan juga menjangkau, serta mengajak yang baru terlibat menjadi pemilih Golkar. Tentu dengan berbagai macam program sesuai dengan ideologi Partai Golkar yang berbasiskan Pancasila dan doktrin Karya Kekaryaan," ujarnya.
Melki mengungkapkan partainya berada rel yang tepat di bawah komando Ketum Airlangga Hartarto untuk memenangi Pemilu 2024, baik pilpres maupun pileg.
"Kami percaya bahwa semua upaya Partai Golkar yang dipimpin Pak Airlangga Hartarto bisa mengoptimalkan 2 pendekatan tersebut untuk bisa memenangkan Pemilu 2024," pungkasnya.
Sebelumnya, survei Litbang Kompas mengungkapkan tak sampai seperempat dari konstituen yang menjadikan media sosial sebagai pilihan utama. Sama halnya dengan mereka yang cenderung memilih berita daring sebagai pilihan utama, yakni sebesar 4 persen. Jika dibandingkan, angka tersebut jauh di bawah jumlah para pemilih Golkar yang lebih suka media tradisional, seperti koran dan TV, di kisaran 64 persen.