Yahukimo, Gatra.com- Kelompok sparatis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kembali menebar teror. Mereka membunuh warga sipil yang dituding sebagai intelijen. "Panglima Kodap XVI Yahukimo Brigjen Elkius Kobak bertanggung jawab atas pembunuhan seorang anggota intelijen pada 16 Februari 2023 dan pada 20 Februari 2023," demikian rilis yang diterima Gatra.com, 21/02.
"Penyerangan dilakukan oleh Komandan Batalyon Sisifia Yosua Sobolim atas intruksi saya Brigjen Elkius Kobak," kata Elkius Kobak.
"Saya sudah sebelumnya menyatakan masyarakat sipil non Papua segera tinggalkan Yahukimo, jika tidak indahkan maka (kami) anggap saja itu Badan Intelijen Negara (BIN) yang menyamar sebagai masyarakat sipil. Yang menyamar sebagai tukang jual nasi koreng dan pengangkut air kalong keliling Kota Dekai Yahukimo," katanya.
Aksi TPNPB OPM membantai warga sipil itu terjadi bersaman ketika mereka mendeklarasikan Konfrensi Darurat Militer (KDM) di markas Brigjen Alipky Lameck Taplo atas nama Panglima Tinggi Jenderal Goliath Namaan Tabuni. Konfrensi dipimpin Mayjen Terianus Satto yang secara resmi mendeklarasikan Revolusi Total tahun 2023. "Sehingga merasa masyarakat cipil segera tinggalkan Yahukimo," kata Elkius Kobak.
Di tempat terpisah Mayjen Erick Bahabol menyatakan: "Perang yang kami lakukan bukan main-main tapi perang yang kami lakukan benar-benar merebut kembali kemerdekaan Republik West Papua yang sudah dideklarasikan oleh Seth Jafeth Rumkorem tahun 1961 karena itu perang bukan main-main."
Erick mengatakan pada orang Papua yang menjadi mata-mata agar menghentikan kegiatannya. "Sebelum kami mengambil tindakan tegas," kata Erick Bahabol.