Jakarta, Gatra.com - Awal pekan nilai tukar Rupiah menguat 53 poin terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) ke level Rp15.159 per Dolar AS. Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan penguatan Rupiah turut dipengaruhi oleh serangkaian data ekonomi yang juga menguat di AS.
"Para pedagang akan mempertahankan Federal Reserve pada jalur pengetatan kebijakan moneternya lebih lama dari perkiraan semula," kata Ibrahim dalam keterangannya, Senin (20/2).
Ibrahim mengatakan pasar saat ini mengharapkan tingkat dana Fed mencapai puncaknya tepat di bawah 5,3% pada bulan Juli 2023. "Komentar dari para pejabat Fed juga telah mendukung dolar AS dan mengisyaratkan suku bunga perlu dinaikkan untuk meredam inflasi," ucapnya.
Baca Juga: Sahamnya Ambrol, Lippo Cikarang: Hak Konsumen Meikarta Tanggung Jawab PT MSU
Sejumlah data dari ekonomi AS dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat, inflasi yang kaku, penjualan ritel yang kuat dan harga produsen yang lebih tinggi.
Ibrahim mengatakan hal-hal tersebut telah meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral AS harus berbuat lebih banyak dalam menjinakan inflasi dan suku bunga acuan harus naik lebih tinggi.
Di dalam negeri, Ibrahim menyatakan penguatan Rupiah didorong oleh adanya Undang-undang Nomor 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK). Lima pilar yang dirumuskan dalam beleid itu, dinilai Ibrahim sangat komprehensif untuk menunjang empat lembaga keuangan di bawah Kementerian Keuangan.
Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka berfluktuatif, namun ditutup menguat direntang Rp15.140-Rp15.190 per Dolar AS.