Sukoharjo, Gatra.com – Dusun Nusupan RT 4/RW 5 Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, menjadi satu-satunya kampung yang terisolir di Sukoharjo. Dusun tersebut terkepung banjir sehingga untuk evakuasi warga harus menggunakan perahu.
Sukarelawan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) Solo, Mulyono, mengatakan, sejak Kamis (16/2/2023) pukul 23.00 WIB semua warga di RW 5 sudah terisolasi. Hal ini lantaran jalan yang melalui jembatan yang tembus ke Semanggi, Pasar Kliwon, Solo atau di belakang RSUD Bung Karno terputus. Sementara akses lain melewati Plalan juga tak bisa dilalui karena ketinggian air mencapai satu meter.
Sementara pada Kamis sore, debit air Bengawan Solo terus bertambah. Warga kemudian dievakuasi ke masjid, kediaman bayan dan kediaman carik setempat. Proses evakuasi dibantu puluhan relawan, kepala dusun, babinsa dan babhinkamtibmas.
Baca Juga: Banjir di Solo Rendam Ribuan Rumah, Gibran Tenang: Paling Nanti Langsung Surut
“Kemarin sore debit air bertambah, sampai sore kita sudah arahkan ke warga agar bisa dievakuasi ke beberapa tempat,” kata Mulyono.
Dalam pantauan Gatra.com, hingga kemarin malam, debit air terus naik. Bahkan alat ukur ketinggian air di Bengawan Solo sudah tidak terlihat.
Menurut Mulyono, banjir Solo pada 2007 silam masih lebih parah. ketimbang tahun ini. Namun banjir tahun ini lebih besar ketimbang banjir November 2022 lalu.
Sementara itu, Kepala Dusun Nusupan, Arie Riyanto, mengaku saat ini untuk logistik sudah cukup. Namun untuk obat-obatan seperti penyakit gatal, masuk angin, vitamin untuk menambah stamina dan lainnya masih diperlukan. Apalagi keperluan untuk bayi dan balita seperti popok, susu, dan selimut.
Baca Juga: Banjir Landa 16 Kelurahan di Solo, BPBD Ajukan Status Darurat Bencana ke Gibran
“Akses bantuan ke kampung tidak bisa. Maka kami siasati menggunakan perahu untuk mengambil bantuan. Harapannya untuk bantuan yang saat ini kami butuhkan yang siap saji dulu karena kondisinya kami belum bisa masak,” ungkapnya.
Saat ini air dan listrik dimatikan karena banyak rumah yang terendam. Akibatnya, air bersih saat ini mulai menipis sementara bantuan truk air bersih belum bisa masuk.
“Ada sekitar 400 KK terdampak banjir. Kemarin yang terdampak pertama kali di RT 4 sekitar 70 KK yang sudah mengungsi di masjid. Waktu sore hari air meluap dan akhirnya satu RW terendam semua,” tandas Riyanto.